<p>Wakil Presiden Direktur MDKA Simon James Milroy memberikan pemaparan pada public expise usai pelaksanaan RUPST dan RUPSLB MDKA di Jakarta, Selasa, 25 Mei 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Intip Perkembangan Proyek Tembaga Tujuh Bukit Garapan MDKA

  • JAKARTA – PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melaporkan perkembangan terbaru proyek Tembaga Tujuh Bukit yang terletak di Banyuwangi, Jawa Timur. Presiden Direktur MDKA Simon Milroy mengungkapkan, perseroan berhasil menemukan mineralisasi tembaga dan emas dalam pengeboran terbaru kali ini. “Hasil terbaru pengeboran menunjukkan bahwa proyek Tembaga Tujuh Bukit ini adalah salah satu deposit emas tembaga […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melaporkan perkembangan terbaru proyek Tembaga Tujuh Bukit yang terletak di Banyuwangi, Jawa Timur.

Presiden Direktur MDKA Simon Milroy mengungkapkan, perseroan berhasil menemukan mineralisasi tembaga dan emas dalam pengeboran terbaru kali ini.

“Hasil terbaru pengeboran menunjukkan bahwa proyek Tembaga Tujuh Bukit ini adalah salah satu deposit emas tembaga terbaik di dunia,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu, 16 Juni 2021.

Ia menambahkan, fokus program pengeboran saat ini memperluas bagian zona timur atas, utara, selatan dan barat yang memiliki jarak antarlubang lebih besar dari 300 meter. Menurut Simon, semua area ini mudah diakses dari pusat lokasi penurunan eksplorasi.

Sebagai informasi, cadangan porfiri di Tambang Tembaga Tujuh Bukit diklaim sebagai temuan terbesar dengan sumber daya bijih yang tereka mencapai 1,9 miliar. Proyek ini mengandung 8,7 juta ton tembaga dan 28 juta ons emas.

Pada awal 2018, pekerjaan atas studi kelayakan untuk pengembangan penurunan eksplorasi bawah tanah dimulai dan berlanjut hingga sekarang. Targetnya, studi tersebut bisa selesai pada tahun ini.

Perseroan menyebut, sebagian besar pengeluaran dihabiskan untuk eksplorasi dan pengeboran. Sementara untuk pembangunan terowongan eksplorasi, telah selesai digarap pada bulan Juni 2020.

Rugi Rp71 Miliar Sepanjang Kuartal I-2021

Sebagai informasi, sepanjang tiga bulan pertama 2021, MDKA mencatat rugi bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$4,9 juta atau setara Rp71 miliar (asumsi kurs Rp14.492 per dolar Amerika Serikat).

Padahal, pada periode yang sama 2020, emiten tambang milik konglomerat Sandiaga Uno dan Boy Thohir ini masih meraup laba Rp215,9 miliar.

Hal sama juga terjadi pada pendapatan perseroan yang turun hingga lebih dari separuh menjadi Rp673,8 miliar, dari Rp1,5 triliun per kuartal I-2020.

Dalam laporan keuangan yang dirilis di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 19 Mei 2021, turunnya pendapatan ini disebabkan oleh merosotnya penjualan emas, perak, dan tembaga katoda pada pihak ketiga.

Untuk ekspor, penjualan produk tersebut tercatat US$40 juta, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$108 juta. Di sisi lain, penjualan domestk masih lebih tinggi, yakni dari US$1 juta menjadi US$5,9 juta.

Perseroan pun telah berupaya menekan beban pokok penjualan, terbukti dari berkurangnya pengeluaran yang semula rugi hingga Rp1 triliun menjadi rugi Rp705,7 miliar.

Sebaliknya, total liabilitas MDKA mengalami kenaikan tipis 2% dari Rp5,3 trilun per akhir 2020, menjadi Rp6,36 triliun per kuartal I-2021.

Adapun total aset perseroan per kuartal I tahun ini tercatat Rp16,8 triliun, meningkat 25,3% dibandingkan dengan Rp13,4 triliun per akhir 2020.

Peningkatan aset tersebut disebabkan oleh kenaikan pada pos kas dan bank sebesar US$226,3 juta dan piutang lain-lain sebesar US$20,9 juta.

Selain itu, didorong pula oleh penerbitan Obligasi Berkelanjutan II tahap I tahun 2021 sebesar Rp1,5 triliun. Di sisi lain, kenaikan piutang lain-lain atas klaim asuransi juga dialami oleh perseroan. Hal ini disebabkan oleh kerusakan material dan gangguan bisnis di proyek tambang Tujuh Bukit sebesar US$20 juta. (RCS)