<p>Warga beraktivitas dengan menggunakan masker di kawasan Thamrin, Jakarta, Jum&#8217;at, 11 September 2020. Menurut Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman Jakarta sudah mulai memasuki puncak pandemi virus corona dimana puncak Covid-19 di Jakarta bakal terjadi pada akhir bulan ini hingga pertengahan Oktober 2020 mendatang. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Intip Potensi Saham MMIX, Distributor Masker Private Label Indomaret-Alfamart

  • Emiten distributor house brand private level (HBPL) untuk jaringan minimarket, PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) telah bertransformasi menjadi pemasok produk HBPL berlisensi.

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Emiten distributor house brand private level (HBPL) untuk jaringan minimarket, PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) telah bertransformasi menjadi pemasok produk HBPL berlisensi.

Perseroan memiliki hubungan yang kuat dengan pemain minimarket utama di Indonesia seperti Indomaret serta Alfamart-Alfamidi. MMIX memasok berbagai jenis masker dan turunannya yang dilabeli oleh masing-masing merek dagang minimarket (private label) tersebut.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan merasa tertarik untuk memantau emiten yang baru melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu, tepatnya pada 6 Desember 2022.

Ia berharap sektor konsumen dan ritel akan terus pulih seiring dengan dicabutnya pembatasan terkait COVID-19 di Indonesia dan adanya sinyalnya peningkatan pendapatan riil masyarakat.

Namun, Rizkia menyoroti bahwa produk dengan brand equity yang lebih baik akan memiliki prospek yang lebih menjanjikan karena konsumen jauh lebih sensitif terhadap harga. Benar saja, produk dengan private label minimarket biasanya dijual dengan harga lebih rendah daripada merek lain.

“MMIX, yang saat ini diperdagangkan dengan 5M22 annualized P/E sebesar 28,1x awalnya didirikan pada akhir September 2020 untuk memasok produk kesehatan HBPL ke beberapa peritel terbesar di Indonesia,” ujarnya melalui riset yang diterima Selasa, 14 Februari 2023.

Menurut Rizkia, kedekatan MMIX dengan pemain minimarket utama di Tanah Air membuat perseroan mendapatkan product positioning yang lebih baik serta pemahaman tentang produk apa yang akan dijual dengan spesifikasi harga yang tepat.

“Kami berpikir bisnis MMIX tidak akan berkelanjutan jika hanya bergantung pada penjualan masker karena pandemi pada akhirnya akan mereda,” kata Rizkia.

Ke depan, lanjut dia, pertumbuhan MMIX akan bergantung pada keberhasilan transformasinya dalam meraih sekitar 0,1 – 2% dari total pangsa pasar makanan dan minuman siap saji dan perawatan pribadi di dalam negeri yang ditargetkan menghasilkan penjualan sebesar Rp530 miliar pada tahun 2024.

“Dengan asumsi marjin laba bersih akan dipertahankan pada level saat ini yakni 20% pada tahun 2024 dengan pendapatan Rp500 - 550 miliar, MMIX akan diperdagangkan pada 12,1 – 13,3 FY24F P/E,” pungkasnya.

Di lantai bursa, saham MMIX ditutup pada zona merah, turun 3,64% menuju level harga Rp530 per lembar pada akhir sesi perdagangan Selasa, 14 Februari 2023. Kendati begitu, saham MMIX menunjukkan tren positif dengan kenaikan 45,6% dari harga saat IPO.