Investasi Asing Di Kuartal I-2023 Diperkirakan Turun, Bahlil: Global Masih Tak Menentu
- Menteri Investasi/Kepala Badan Kordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memperkirakan bahwa investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) pada kuartal I-2023 tidak sebaik pencapaian di kuartal IV-2022.
Nasional
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Kordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memperkirakan bahwa investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) pada kuartal I-2023 tidak sebaik pencapaian di kuartal IV-2022.
Bahlil mengungkapkan, tak hanya itu, dia mengatakan bahwa nilai ekspor di kuartal I-2023 tidak sebaik pada kuartal IV-2022.
Faktor penyebabnya karena pada 2023 dinilai sebagai tahun yang tidak menentu dengan kondisi global sekarang.
"FDI (Foreign Direct Investment) juga tidak sebaik 2022. Saya baru cek dengan tim itu kecenderungan di Q1 itu agak tak sebaik Q4 2022,"katanya saat Konferensi Pers Investasi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi di Kantornya pada Kamis,16 Februari 2023.
- Sering Diabaikan, Bukan Fokus Mengejar Kebahagiaan Tapi Ini yang Bisa Bikin Kita Bahagia
- 5 Kalimat yang Tidak Boleh diucapkan di Tempat Kerja, Gantilah dengan Ini
- Sering Membandingkan Diri? Hentikan dengan Filosofi Oubaitori dari Jepang
Ancaman resesi yang masih menghatui juga menjadi salah satu penyebabnya yang tak dapat dihindari. Indonesia harus bersaing dengan negara lain untuk mendatangkan investasi. Serta Indonesia perlu menjaga fasilitas fiskal dan non fiskal yang sudah tersedia dalam negeri.
Selain itu pada tahun 2023 yang disebut-sebut sebagai tahun panas karena menjelang tahun politik di 2024 nanti, biasanya kerap membuat banyak investor khawatir. Maka Kepala BKPM ini mengajak semua pihak untuk bersama-sama menciptakan persepsi yang baik, agar citra Indonesia di mata investor asing tetap memiliki daya tarik.
Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2022 mencapai Rp1.207,2 triliun atau melebihi dari target yang ditentukan sebesar Rp1.200 triliun.
Bahlil Lahadalia mengatakan realisasi investasi selama sepanjang 2022 tumbuh 34% dibandingkan dengan periode yang sama di 2021 secara tahunan (year-on-year/yoy). Bahkan pada 2022, Ia menyebut investasi hilirisasi komoditas pertambangan mencapai Rp171,2 triliun, atau 14% dari total investasi keseluruhan sebesar Rp1.200 triliun.