Ilustrasi pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT)
Nasional

Investasi EBT Masih Jauh Dari Target, Nilainya Baru Rp2,9 Triliun pada Kuartal I-2023

  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan  realisasi investasi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT) baru mencapai US$206 juta atau sekitar Rp2,97 triliun (Kurs Rp14.800 per dolar AS) pada kuartal I 2023.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan  realisasi investasi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT) baru mencapai US$206 juta atau sekitar Rp2,97 triliun (kurs Rp14.800 per dolar Amerika Serikat/ AS) pada kuartal I-2023.

Kepala Subdit Penyiapan Program Bioenergi Kementerian ESDM, Trois Dilisusendi, menyebutkan realisasi tersebut masih jauh dari target investasi di tahun 2023 ini sebesar US$1,8 miliar atau Rp26,7 triliun.

"Capaian per kuartal 1-2023 di angka US$0,206 miliar di mana kebutuhan kita di kisaran hampir US$1,8 miliar ini masing-masing kategorinya baik bioenergi, konservasi energi, aneka EBT, dan panas bumi," katanya di kantor EBTKE dilansir pada Jumat, 19 Mei 2023.
 

Kebutuhan Investasi Sektor EBT

Trois menlanjutkan, untuk realisasi investasi EBT di tahun 2022 mencapai US$1,55 miliar atau Rp23,1 triliun. Sementara kebutuhan investasi Indonesia di sektor tersebut per tahunnya sebesar US$28,5 miliar atau Rp425,3 triliun.

Kebutuhan investasi yang jumbo ini, dibutuhkan jika Indonesia ingin mencapai target net zero emission (NZE) di  2060 atau lebih cepat, maka harus menyediakan investasi sebesar US$1108 miliar atau setara Rp16,3 ribu triliun.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut kebutuhan investasi yang dibutuhkan untuk mendorong target net zero emision (NZE) pada 2060 mencapai US$1.108 miliar atau Rp16.352 triliun (asumsi kurs Rp14.758 per dolar AS).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, kebutuhan investasi tersebut ditujukan untuk pembangunan sumber EBT. Adapun Rida merinci, dalam total investasi tersebut  untuk pembangunan pembangkit sebesar US$944,6 miliar dan pembangunan transmisi sebesar US$113,4 miliar.