Karyawan menata emas batangan 24 karat di gerai Galeri 24, kantor cabang Pegadaian, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu, 4 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Investasi Emas Tahun 2022 Tetap Cemerlang, Ini Alasannya

  • Logam mulia emas dinilai masih tetap menjadi instrumen investasi yang menarik tahun ini.

Pasar Modal

Laila Ramdhini

JAKARTA - Logam mulia emas dinilai masih tetap menjadi instrumen investasi yang menarik pada 2022, meskipun diperkirakan akan ada hambatan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Analis keuangan Ariston Tjendra mengungkapkan investasi emas akan lebih kompetitif. Selain karena perkiraan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, juga pengaruh dari pemulihan ekonomi dunia yang bisa membuat harga emas tertahan.

Meski demikian, kata Ariston, investasi emas di dalam negeri masih akan melesat seperti yang dialami investor pada logam mulia Antam.

"Sepanjang 2021 harga emas Antam mengalami pelemahan mengikuti emas dunia, tetapi di tahun ini investor ritel optimis emas akan kembali melesat terutama emas Antam," ujarnya, dikutip dari Antara, Minggu, 16 Januari 2022.

Terlebih lagi, mengawali tahun 2022, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk atau yang dikenal dengan emas Antam mengalami kenaikan yang cukup tajam.

Menurut situs resmi milik PT Antam, harga emas batangan ukuran 1 gram Rp945.000 pada awal tahun (3 Januari 2022) naik Rp7.000/gram atau 0,75% dibandingkan dengan akhir 2021 sebesar Rp938.000 per gram.

Ia menjelaskan, banyak lembaga investasi memproyeksikan harga emas dunia akan berada di kisaran US$1.800/troy ounce hingga US$2.000/troy ounce pada 2022. Faktor utama yang menggerakkan emas masih suku bunga di AS.

"Emas masih tetap menguat dalam dua hari perdagangan terakhir meski bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga di bulan Maret 2022," ujar Ariston.

Kenaikan suku bunga bisa memberikan dampak negatif terhadap emas, tetapi spekulasi kenaikan di kurang dari 3 bulan ke depan belum mampu membuat harga emas tertekan.

Ini bisa menjadi kabar baik, yang bisa menjadi sinyal emas akan kuat menahan kenaikan suku bunga dan melaju pada 2022.

"Melihat adanya kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga 2-3 kali. Untuk 2022, emas masih terlihat akan terus menarik, karena sifat emas yang merupakan aset berisiko kecil dan juga sebagai alternatif investasi," ujarnya.

Menurut dia, pada 2022 harapan pasar terhadap The Fed terlihat cukup tinggi, dengan penyelesaian stimulus akan berjalan lebih cepat ditambah dengan perubahan suku bunga hingga 3 kali sampai akhir tahun 2022.

"Aset emas, pergerakan harganya akan menjadi lebih menarik baik bagi para pencari harga emas murah maupun bagi para pelaku pasar yang memanfaatkan fluktuasi harga," kata Ariston.