Pengunjung mengamati mesin produksi tekstil terkini pada pameran Indo Intertex-Inatex 2023 di Jakarta International Expo Kemayoran. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Investasi Manufaktur Tembus Rp413 Triliun, Menperin Tegaskan RI Tidak dalam Fase Deindustrialisasi

  • Industri manufaktur Indonesia mampu melawan gejolak ekonomi global bahkan tumbuh positif dibandingkan negara lain.

Nasional

Laila Ramdhini

JAKARTA - Industri pengolahan nonmigas atau manufaktur mencatat sejumlah perbaikan hingga kuartal III-2023. Realisasi industri manufaktur mencapai  Rp413,05 triliun pada kuartal III-2023, atau naik 20,41% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp343,05 triliun.

Pertumbuhan industri manufaktur juga naik menjadi 5,02% pada kuartal III-2023 dan telah melampaui pertumbuhan ekonomi nasional. Industri ini juga telah menyumbang pendapatan sekitar 16,83% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita capaian ini membuktikan bahwa kondisi industri manufaktur Indonesia mampu melawan gejolak ekonomi global bahkan tumbuh positif dibandingkan negara lain.

“Indonesia tidak sedang mengalami kondisi deindustrialisasi,” kata dia, dalam keterangan resmi, Jumat, 29 Desember 2023.

Indikasi lainnya ditunjukkan oleh ekspor industri pengolahan nonmigas yang terus meningkat, meski di tengah kondisi perekonomian dunia yang sedang tidak stabil. 

Nilai ekspor industri pada Januari-November 2023 mencapai US$171,23 miliar atau berkontribusi sebesar 72,43% dari total ekspor nasional. 

“Kinerja ekspor sektor industri tetap mendominasi, sekaligus menjadi tulang punggung pertumbuhan perekonomian nasional,” imbuhnya.

Agus mengemukakan, jumlah tenaga kerja di sektor industri pengolahan nonmigas sepanjang tahun 2023 sebanyak 19,29 juta orang. Jumlah ini menjadi yang tertinggi apabila dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja dari tahun 2019-2022. 

“Penyerapan tenaga kerja ini juga menunjukkan sektor industri masih menjadi daya tarik utama bagi sektor perekonomian Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Agus, berbagai kinerja positif tersebut selaras dengan nilai Indeks Kepercayaan Industri (IKI) sepanjang tahun 2023. Sejak IKI diluncurkan pada November tahun 2022 sampai saat ini, nilai IKI fluktuatif namun tetap pada posisi ekspansif, dan berada di angka 51,32 pada Desember 2023. 

Adapun yang dimaksud dengan deindustrialisasi adalah proses kebalikan dari industrialisasi, yaitu kondisi saat kontribusi sektor manufaktur alias industri pengolahan nonmigas terhadap PDB turun.

Dalam konteks ini, penurunan juga terjadi dari aspek output produksi dan tenaga kerja sehingga sektor kegiatan manufaktur mengalami penurunan nilai tambah. Gejala ini juga kerap disebut deindustrialisasi negatif di tengah belum matangnya per tumbuhan ekonomi suatu negara seperti Indonesia.