<p>Tim Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) saat mengunjungi Tsingshan Holding Group akhir 2020. / Tsingshan</p>
Industri

Investasi Pembangunan Smelter Tembaga Tsingshan Steel di Indonesia Capai Rp35 Triliun

  • JAKARTA – Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marives Septian Hario Seto menyebut, biaya investasi pembangunan smelter oleh Tsingshan Steel dengan PT Freeport Indonesia mencapai US$2,5 miliar atau setara Rp35 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS). “Angka investasi smelter ini kurang lebih US$2,5 miliar,” ungkapnya dalam konferensi daring, pekan lalu. Seperti diketahui, kedua […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marives Septian Hario Seto menyebut, biaya investasi pembangunan smelter oleh Tsingshan Steel dengan PT Freeport Indonesia mencapai US$2,5 miliar atau setara Rp35 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS).

“Angka investasi smelter ini kurang lebih US$2,5 miliar,” ungkapnya dalam konferensi daring, pekan lalu.

Seperti diketahui, kedua perusahaan ini bekerja sama akan membangun smelter tembaga atau copper dengan kapasitas 2,4 juta tondi Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku. Pembiayaan proyek yang akan dibiayai oleh Tsingshan sebesar 92,5% dan 7,5% sisanya oleh Freeport.

Selain itu, Septian mengungkapkan, Tsingshan juga akan membangun hilirisasi tembaga sebagai komoditas strategis pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) selain nikel dan bauksit.

Tak ketinggalan pada energi baru terbarukan (EBT), dalam tiga sampai lima tahun ke depan, produsen baja dan nikel asal China ini juga dikabarkan akan menancapkan investasinya untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), angina, dan air dengan kapasitas mencapai 5.000 Mega Watt (MW).

Sebagai informasi, perusahaan ini telah dikenal luas khususnya di sektor tambang. Tsingshan selama ini menguasai mayoritas produksi nikel dan stainless steel di Indonesia. Dalam hal ini, Tsingshan Holding Group merupakan induk perusahaan.

Untuk pengalamannya di Indonesia, sebelumnya Tsingshan juga pernah terlibat dalam pembangunan kawasan Industri Weda Bay yang merupakan realisasi dari perjanjian antara Eramet Group (Prancis) dan Tsingshan, bersama mitra lokal yaitu PT Aneka Tambang Tbk.

Perusahaan tersebut mengembangkan deposit bijih nikel dan 30kt/Ni Nickel Pig Iron smelter sebagai smelter pertama di dalam Kawasan Industri (KI) Weda Bay. IWIP ini diklaim sebagai kawasan industri terpadu pertama di dunia yang mengolah sumber daya mineral dari mulut tambang menjadi produk akhir yang berupa besi baja dan baterai, serta kendaraan listrik.