PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Nasional

Investasi PGEO Disoal Menyusul Skema IPO

  • Model investasi panas bumi yang dilakukan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) disoal menyusul skema IPO yang berisiko gagal sistemik untuk membiayai investasi jangka panjang.
Nasional
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA — Model investasi panas bumi yang dilakukan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) disoal menyusul skema IPO yang berisiko gagal sistemik untuk membiayai investasi jangka panjang.

Pengamat Pasar Modal Adler Haymans Manurung mengatakan terus turunnya saham PGEO tak lepas dari sejumlah penolakan berbagai pihak atas rencana go public perseroan.

Menurutnya, risiko yang terjadi merupakan kesalahan dari manajemennya. “Saya sudah sering bilang di media, direksi yang desain strategi IPO ini sembarangan dan terlalu pede. Holding-nya juga tidak memperhatikan anaknya dengan baik,” katanya kepada wartawan, Senin, 20 Maret 2023.

Adler menjelaskan, harga saham itu jelas akan merefleksikan fundamental dari perusahaan tersebut. Saham PGEO telah ambles 8%

di level Rp805 per lembar pada akhir pekan ini, dari harga IPO senilai Rp875 per saham.

“Dengan harga jeblok tadi, itu menandakan mereka tidak berkualitas,” katanya.

Perseroan sendiri, tuturnya, sudah menyatakan melalui prospektusnya bahwa investor harus menanggung sejumlah risiko ketika mengoleksi saham PGEO. Kemampuan perseroan untuk membayar dividen di masa depan akan tergantung pada pendapatan, kondisi keuangan, arus kas, kebutuhan modal kerja dan belanja modal di masa depan.

Terlebih, paparnya, bisnis geothermal merupakan bisnis dengan risiko tinggi, "Hanya berkisar 50% kemungkinan panas bumi terbukti setelah dieksploitasi. Itupun harus menunggu hingga 8 tahun sebelum menghasilkan listrik,” tegas Adler.

Sekali lagi, pungkas Adler, Pertamina sebagai induk usaha harus belajar. “terutama dari kondisi sekarang. Jangan terlalu yakin dengan kondisi yang ada. Mereka kan diamati banyak pihak, sehingga mereka harus hati-hati.”