Investor Asing Lari Takut Resesi, IHSG Justru Melambung
IHSG ditutup menguat 51,22 poin atau sebesar 1% ke posisi 5.178,27. Sehingga, penguatan itu menolong pelemahan IHSG yang terjadi sejak awal tahun sebesar 17,8% atau 1.121,27 poin.
Industri
JAKARTA – Tampaknya, investor asing masih mengakumulasi penjualan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) akibat ketakutan resesi ekonomi.
Lagi-lagi, investor asing menjual saham di lantai bursa pada perdagangan Kamis, 6 Agutus 2020, senilai Rp3,86 triliun. Adapun aksi pembelian saham investor asing mencapai Rp3,85 triliun.
Meski tipis, investor asing masih membukukan aksi jual bersih alias net sell sebesar Rp9,47 miliar. Capaian itu membuat total net sell investor asing sejak awal tahun kian menebal menjadi Rp21,46 triliun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Meski investor asing lari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI ditutup di zona hijau. Naiknya IHSG didorong oleh lonjakan harga saham komoditas pertambangan.
IHSG ditutup menguat 51,22 poin atau sebesar 1% ke posisi 5.178,27. Sehingga, penguatan itu menolong pelemahan IHSG yang terjadi sejak awal tahun sebesar 17,8% atau 1.121,27 poin.
“Meski pertumbuhan ekonomi kuartal II terkontraksi, tapi masih di kisaran ekspektasi. Jadi, respons pasar positif. Naiknya harga komoditas tambang mineral juga menjadi tambahan katalis positif untuk IHSG,” kata dia dilansir Antara, Kamis, 6 Agustus 2020.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 9,89 poin sebesar 1,23% menjadi 811,59. Dibuka menguat, IHSG betah berada di zona hijau sepanjang perdagangan hingga penutupan perdagangan saham.
Seluruh Sektor Naik
Sementara itu, seluruh sektor di BEI ditutup naik. Sektor aneka industri memimpin kenaikan 2,83%, diikuti sektor pertambangan dan perdagangan masing-masing 2,7% dan 1,96%. Sebanyak 271 saham naik, 158 saham turun, dan 151 saham stagnan.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 822.359 kali transaksi. Jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 12,3 miliar lembar dengan nilai Rp11,12 triliun.
Di bursa regional Asia, Indeks Nikkei Jepang ditutup turun 96,7 poin sebesar 0,43% ke level 22.418,15. Kemudian, Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,69% ke level 24.930,58 dan Indeks Straits Times Singapura naik 1,03% ke level 2.558,7.
Rupiah Terkulai
Saat bersamaan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, pada Kamis sore, 6 Agustus 2020 ditutup melemah seiring kekhawatiran memburuknya hubungan Amerika Serikat-China.
Rupiah ditutup terdepresiasi 35 poin atau 0,24% menjadi Rp14.585 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.550 per dolar AS. Produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal II-2020 turun 5,32% masih di bawah perkiraan pelaku pasar.
Kurs rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.478 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.465 per dolar AS hingga Rp14.605 per dolar AS.
Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada saat yang sama menunjukkan penguatan rupiah ke level Rp14.587 per dolar AS. Posisi itu lebih kuat dari kurs rupiah sehari sebelumnya Rp14.623 per dolar AS. (SKO)