Ilustrasi orang di luar bank. (Freepik/pch.vector)
Perbankan

Investor Asing Lepas Saham Bank Besar di Indonesia, Apa Penyebabnya?

  • Kebijakan suku bunga The Fed menjadi faktor penentu bagi pergerakan modal asing di pasar saham Indonesia. Rully menyebutkan bahwa ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed sangat memengaruhi keputusan investor asing.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Ketika pasar modal Indonesia diperbincangkan, saham-saham bank besar menjadi salah satu yang paling menarik perhatian. Namun, belakangan ini, banyak investor asing yang justru melepas saham-saham dari emiten perbankan besar di Indonesia. 

Apa yang menyebabkan fenomena ini terjadi? Berikut penjelasan dari Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, terkait pergerakan ini.

Salah satu alasan utama mengapa saham bank besar menjadi fokus investor asing adalah dominasi mereka dalam kapitalisasi pasar Indonesia. Rully Arya Wisnubroto menjelaskan bahwa saham bank besar menguasai sebagian besar kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia. 

“Dari lima besar kapitalisasi pasar terbesar, mayoritasnya adalah bank,” ujarnya seusai acara Media Day: January 2025 by Mirae Asset, Selasa, 14 Januari 2025.

Hal ini menunjukkan bahwa bank-bank besar seperti BRI, Mandiri, BCA, dan BNI memiliki likuiditas tinggi dan volume perdagangan yang besar, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing. 

"Ketika investor asing masuk ke pasar, mereka cenderung membeli saham dengan kapitalisasi besar, salah satunya adalah saham perbankan. Sebaliknya, jika mereka keluar, mereka juga akan melepas saham-saham perbankan," tambah Rully.

Pengaruh Sentimen Global terhadap Keputusan Investasi

Keputusan investor asing untuk membeli atau menjual saham di pasar Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global. 

Salah satu faktor yang berperan besar adalah ketidakpastian kebijakan ekonomi Amerika Serikat, khususnya terkait kebijakan The Fed. Ketika ketidakpastian meningkat, arus modal asing bisa bergerak keluar dari pasar Indonesia, mempengaruhi pergerakan saham bank.

Rully menjelaskan bahwa pengaruh kebijakan The Fed sangat besar dalam memengaruhi pasar saham Indonesia, terutama keputusan suku bunga yang dikeluarkan oleh The Fed. 

"Kenaikan dolar AS dan perubahan yield antara Indonesia dan Amerika Serikat membuat investor asing lebih memilih untuk menarik modal mereka dari pasar saham Indonesia," ujarnya.

Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Arus Modal Asing

Kebijakan suku bunga The Fed menjadi faktor penentu bagi pergerakan modal asing di pasar saham Indonesia. Rully menyebutkan bahwa ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed sangat memengaruhi keputusan investor asing. 

"Jika data ekonomi AS, seperti tingkat pengangguran dan non-farm payroll, menunjukkan hasil yang kuat, maka spekulasi tentang pelonggaran kebijakan The Fed bisa terhambat," ungkap Rully.

Namun, Rully juga mencatat bahwa kebijakan The Fed mungkin baru akan lebih jelas pada semester kedua tahun ini. Sebagai referensi, inflow modal asing ke Indonesia sering kali mulai terjadi sekitar Maret atau April, seperti yang terjadi pada tahun 2016 dan 2017.

Data Net Sell Asing di Saham Perbankan (6-13 Januari 2025)

Dalam sepekan terakhir, terhitung 6-13 Januari 2025, investor asing tercatat melakukan penjualan besar-besaran di saham-saham bank besar Indonesia. Berikut adalah data net sell asing di emiten perbankan terbesar:

  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): Rp 743,94 miliar
  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 297,71 miliar
  • PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Rp 246,7 miliar
  • PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): Rp 82,04 miliar

Data ini menunjukkan bahwa saham-saham perbankan seperti BRI, BCA, BNI, dan Mandiri mengalami tekanan jual signifikan dari investor asing.

Apakah Ada Harapan bagi Investor Asing?

Melihat situasi ekonomi global yang sedang berkembang, Rully memprediksi bahwa potensi inflow modal asing dapat kembali muncul jika kondisi ekonomi Amerika Serikat semakin memburuk. 

"Jika ekonomi AS semakin lemah, spekulasi bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter akan meningkat, dan ini bisa mendorong masuknya modal asing ke pasar Indonesia," jelasnya.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa pelaku pasar harus terus memantau data ekonomi yang dirilis secara berkala. Data seperti tingkat pengangguran dan inflasi di AS akan menjadi indikator penting yang menentukan arah arus modal asing di masa depan.