<p>Gedung BRI di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. / Bri.co.id</p>
Industri

Investor Asing Net Buy Rp827,79 Miliar Dorong IHSG Melejit Lagi, Saham BBCA dan BBRI Diborong

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menghijau pada perdagangan akhir pekan, Jumat, 6 November 2020. IHSG ditutup menguat 75,203 basis poin atau tumbuh 1,43% ke posisi 5.335,52.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menghijau pada perdagangan akhir pekan, Jumat, 6 November 2020. IHSG ditutup menguat 75,203 basis poin atau tumbuh 1,43% ke posisi 5.335,52.

Sepanjang perdagangan, investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil membukukan total transaksi mencapai Rp10,5 triliun. Pencapaian cemerlang ini didampingi oleh tingginya volume transaksi yang menyentuh 12,67 miliar saham dengan total 854.165 kali transaksi.

Saham-saham likuid di Indeks LQ45 menjadi pendorong pergerakan dengan kenaikan 2,3%. Sementara dari sisi sektoral, segmen aneka industri dan industri dasar menjadi pengungkit dengan penguatan masing-masing 4,55% dan 2,31%.

Seluruh sektor yang melantai di BEI kompak menghijau dengan 265 emiten bergerak naik, 283 tidak bergerak atau statis, sisanya 164 terkoreksi turun.

Associate Director of Research and Invesment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan, pertumbuhan IHSG hari ini dipicu oleh kayakinan investor terhadap cadangan devisa (cadev) negara yang diumumkan Bank Indonesia (BI). Diketahui, cadev pada Oktober berada di posisi US$133,7 miliar atau naik 1,11% dibandingkan dengan September 2020 yang hanya US$135,2 miliar.

“Jumlah ini juga diklaim masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” terang Nico dalam riset hariannya, Jumat, 6 November 2020.

Dengan keyakinan itu, investor asing di bursa saham turut mencatatkan aksi beli bersih (net foreign buy/NFB). Tidak tanggung-tanggung, nilai NFB hari ini bahkan menyentuh Rp827,79 miliar. Nilai ini semakin menyiutkan net sell sejak awal tahun menjadi hanya Rp46,53 triliun.

Berdasarkan data RTI Business, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham likuid yang paling banyak diburu asing dengan total pembelian senilai Rp283 miliar. Disusul saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar Rp264 miliar.

Sebaliknya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) justru menjadi saham yang paling banyak mencatatkan aksi jual bersih asing (net foreign sell/NFB) hingga mencapai nilai Rp47,9 miliar. Didampingi PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan nilai NFS sebesar Rp35,7 miliar. (SKO)

10 Saham Likuid Paling Diburu Asing
  • BBCA: Rp283 miliar
  • BBRI: Rp264 miliar
  • TLKM: Rp89,3 miliar
  • ASII: Rp57,6 miliar
  • INKP: Rp50,6 miliar
  • SMRA: Rp30,6 miliar
  • KLBF: Rp30,2 miliar
  • UNVR: Rp26,4 miliar
  • SMGR: Rp23,3 miliar
  • CPIN: Rp20,5 miliar
10 Saham Likuid Paling Banyak Dilepas Asing
  • BMRI: Rp47,9 miliar
  • INDF: RP35,7 miliar
  • WSKT: Rp29,1 miliar
  • ICBP: Rp24,7 miliar
  • UNTR: Rp20,3 miliar
  • LPPF: Rp17,8 miliar
  • AALI: Rp17,4 miliar
  • SCMA: Rp10,9 miliar
  • MIKA: Rp9,8 miliar
  • ADRO: Rp4,7 miliar