<p>Karyawan melintas didepan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22 pada akhir sesi Senin (3/8/2020), setelah bergerak di rentang 4.928,47 &#8211; 5.157,27. Artinya, indeks sempat anjlok 4 persen dan terlempar dari zona 5.000. Risiko penurunan data perekonomian kawasan Asean termasuk Indonesia menjadi penyebab (IHSG) terkoreksi cukup dalam hari ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Investor Asing Ramai-ramai Jual Saham Blue Chips, IHSG Turun Lagi

  • Pelemahan IHSG kali ini juga turut diwarnai oleh aksi jual bersih yang selama 16 pekan terakhir terus menunjukkan aktivitas merah. Sepanjang hari ini, asing telah melakukan aksi jual bersih senilai Rp341,91 miliar. Sehingga sejak awal tahun, net sell investor asing di Indonesia telah mencapai nilai Rp43,11 triliun.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa, 29 September 2020. Penurunan IHSG terjadi sebesar 0,55% ke level 4.879,09 dari sebelumnya 4.906,54.

Bersamaan dengan penurunan IHSG itu, saham-saham blue chips di indeks LQ45 juga turut mengalami pelemahan. Tercatat pada perdagangan hari ini, pelemahan indeks LQ45 menyentuh angka 1,02%. Turun dari 750,00 menjadi 742,38.

Direktur Asosiasi Riset dan Invetasi Pilarmas Investindo Maximillianus Nico Demus mengatakan, penurunan IHSG hari ini disebabkan oleh sentimen perkembangan ekonomi Indonesia kuartal III-2020. Investor, kata dia, masih menanti-nanti hasil resesi ekonomi kuartal III-2020 yang bakal diumumkan Badan Pusat Stastik (BPS) pada 5 Oktober mendatang.

“Di lain sisi pasar bergerak mayoritas menguat yang didukung oleh tanda-tanda positif seputar pemulihan ekonomi China. Meskipun pandemi virus corona terus memberikan tekanan ekonomi global dan meningkatkan kekhawatiran tentang valuasi perusahaan yang tinggi,” tulis Nico dalam riset hariannya, Selasa 29 September 2020.

Sektor aneka industri dan infrastruktur menjadi dua faktor penekan kinerja IHSG hari ini. Keduanya harus meneguk pelemahan masing-masing sebesar 2,33% dan 0,96%.

Di samping itu, pelemahan kali ini juga turut diwarnai oleh aksi jual bersih yang selama 16 pekan terakhir terus menunjukkan aktivitas merah. Sepanjang hari ini, asing telah melakukan aksi jual bersih senilai Rp341,91 miliar. Sehingga sejak awal tahun, net sell investor asing di Indonesia telah mencapai nilai Rp43,11 triliun.

Emiten perbankan lagi-lagi menjadi bulan-bulanan aksi jual asing ini. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan aksi jual asing sebesar Rp138 miliar. Disusul saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan aksi jual bersih Rp96 miliar. Lalu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan total jual asing Rp78,6 miliar.

Berikut 10 saham yang paling banyak dilego asing:

  1. BBRI: Rp139 miliar
  2. TLKM: Rp96 miliar
  3. BMRI: Rp78,6 miliar
  4. ASII: Rp52,6 miliar
  5. GGRM: Rp20,4 miliar
  6. ADRO: Rp15,8 miliar
  7. SMGR: Rp15,2 miliar
  8. PGAS: Rp13,5 miliar
  9. UNVR: RP12,7 miliar
  10. HMSP: Rp12 miliar