<p>Ilustrasi laporan keuangan / Sumber: id.pinterest.com</p>
Fintech

Investor Baru Wajib Tahu! Ini yang Harus Dipahami Saat Baca Laporan Keuangan Perusahaan

  • Secara garis besar, ada empat laporan yang akan disampaikan oleh sebuah perusahaan baik secara tahunan maupun kuartal. Empat laporan tersebut meluputi Laporan Rugi Laba, Laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas.

Fintech

Rizky C. Septania

JAKARTA- Laporan keuangan jadi hal krusial untuk mengetahui kinerja sebuah emitern atau perusahaan. 

Karena itu, para investor harus memahami bagaimana cara membaca laporan keuangan dari sebuah perusahaan.

Memahami dan mengetahui kinerja dari sebuah perusahaan diketahui sebagai analisis fundamental. Biasanya, harga sebuah saham cenderung bergerak seiring dengan fundamentalnya.

Jika fundamental perusahaan tersebut baik, maka harga saham biasanya akan naik. Namun jika buruk, harga saham bisa turun atau bahkan jeblok.

Secara garis besar, ada empat laporan yang akan disampaikan oleh sebuah perusahaan baik secara tahunan maupun kuartal. Empat laporan tersebut meluputi Laporan Rugi Laba, Laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas.

Berpegang pada hal tersebut, ini cara beserta hal yang wajib diperhatikan saat membaca laporan keuangan;

1. Laba bersih dan Ekuitas naik

Perusahaan yang punya kinerja baik biasanya mengalami kenaikan laba bersih baik secara tahunan maupun kuartal. Demikian pula dengan ekuitasnya.

Misal, perusahaan A mengalami kenaikan laba bersih 100% secara year-on-year per 18 Juni 2022 . Dari situ, biasanya disampaikan bahwa perusahaan memiliki kinerja baik.

2. Return on equity (ROE) sebesar 15% atau lebih

Return of Equity (ROE) adalah tingkat pengembalian investasi. ROE adalah indikator paling dasar dari analisis fundamental.

Jika ROE-nya bagus, kemungkinan besar yang lain di laporan keuangan juga bagus. Tetapi kalau kurang dari 15%, artinya perusahaan itu tidak menguntungkan dan harus pikir kembali jika ingin membeli sahamnya.

3. Bayar dividen lebih dari 30% dari laba bersih per tahun

Perusahaan dengan kinerja baik biasanya rutin bagikan dib=viden kisaran 30% atau lebih dari total laba bersih dalam setahun.

Pembayaran dividen penting bagi investor. Sebab, perusahaan bisa saja menuliskan laba bersih sekian rupiah, tetapi kalau tidak bayar dividen, perolehan laba tersebut dapat diragukan kebenarannya.

Bila pembayaran dividen kurang dari 30-40%, angkanya bisa dianggap terlalu kecil. Investor berhak lebih dari itu. Namun kalau lebih dari angka di atas, bisa juga menunjukkan perusahaan tersebut sudah mature alias tidak bisa bertumbuh lagi.

4. Liabilitas perusahaan kecil atau sama dengan ekuitasnya

Liabilitas dalam perusahaan biasanya diterjemahkan sebagai utang. Dalam membaca laporan keuangan, jika nilai liabilitas atau utangnya lebih besar dari nilai ekuitas harus hati-hati.

Meski begitu, tidak semua laporan keuangan harus disamaratakan seperti itu. Karena ada saja yang dianggap wajar nilai utang sama dengan ekuitas.

5. Utang bank dan obligasi kecil

Perusahaan yang bagus adalah yang nilai utang bank dan obligasinya kecil. Sebab jenis utang tersebut memakai sistem bunga sehingga bisa menjadi beban operasional perusahaan. Dampak ke depannya, laba bersih perusahaan bisa berkurang atau turun.

Seperti diketahui, utang bank beda dengan utang usaha, Sebab, utang usaha biasanya tidak ada bunga dan nilainya akan tetap sama.

6. Saldo laba positif dan lebih besar dari modal

Dalam laporan keuangan di bagian ekuitas, ada nilai modal disetor dan nilai tambahan modal disetor (jumlahkan). Kemudian ada nilai saldo laba (jumlahkan).

Dari kedua hal tersebut, saldo laba harus positif, bukan negatif dan jika dijumlahkan nilanya harus lebih besar dibanding total modal disetor.

Jika saldo laba tercatat minus, berarti kinerja perusahaan di masa lalu negatif terus. Namun jika saldo laba positif dan nilainya lebih kecil dari total nilai modal disetor, artinya kurang bagus.

Ada dua kemungkinan dari hal itu, pertama, laba perusahaan selama ini kecil sehingga saldo laba selama perusahaan beroperasi segitu-gitu saja. Atau kedua, sebetulnya laba besar tetapi terus dihabiskan untuk membayar dividen sehingga ekuitas tidak bertambah.

7.  Asset turn over (ATO) besar

Ato adalah angka yang dihasilkan dari pembagian nilai penjualan atau pendapatan dibagi nilai total aset perusahaan. Semakin besar ATO, semakin bagus.

8. Inventory turn over besar

Inventory turn over mengindikasikan nilai penjualan lebih besar dari persediaan. Inventory turn over dilihat dari  nilai pendapatan atau penjualan dalam setahun dibagi nilai persediaan.

Dengan begitu, bisa dilihat perusahaan tersebut merupakan perusahaan dengan perputaran cepat dan punya omzet jalan terus.

9. Current ratio besar

Current ratio merupakan hasil dari aset lancar dibagi utang atau libilitas lancar. Perusahaan berkinerja baik biasanya memiliki total aset lancar yang lebih besar daripada utang lancarnya.

Jika menunjukkan kinerja seperti itu, artinya perusahaan tidak punya risiko gagal bayar. Namun bila kondisi sebaliknya, sangat berbahaya karena bisa saja perusahaan akan sulit membayar utang-utangnya.

10. Net income margin besar

Net income margin didapat dari laba bersih dibagi pendapatan atau penjualan. Marjin laba yang bagus untuk manufaktur adalah 20%. Sedangkan perusahaan dagang distribusi barang minimal 10%.

11. Beban pajak maksimal 25% dari laba usaha

Perusahaan yang sahamnya layak dibeli mesti menunjukkan tidak terlalu banyak beban yang dipikul. Contohnya tidak ada beban bunga utang. Hanya ada beban pajak (PPh Badan) sebesar 25% dari laba usaha sebelum pajak.

Investor perlu hati-hati. Ada perusahaan yang beban pajaknya tidak sampai 25% dari laba usahanya. Kemungkinan itu bukan laba riil. Hanya tercatat di pembukuan saja.

12. Angka laba komprehensif tidak jauh berbeda dengan angka laba bersih tahun berjalan

Laba periode berjalan dan laba komprehensif berbeda. Laba periode berjalan atau laba bersih adalah yang berasal dari operasional perusahaan walaupun angkanya ada yang riil dan ada yang tidak.

Sedangkan laba komprehensif adalah pendapatan atau beban utang yang tidak ada hubungannya dengan operasional perusahaan. Contohnya adalah  liabilitas imbalan kerja karyawan. Itu dihitung sebagai utang perusahaan kepada karyawan yang akan dibayar pada saat pensiun nanti.

Uangnya ada ditaruh di perusahaan dana pensiun misalnya supaya diputar. Perusahaan dapat keuntungan dari perputaran modal tersebut. Dan harus tetap dimasukkan dalam laporan keuangan.

13. Laporan arus kas angkanya tidak jauh berbeda dengan laporan laba rugi

Untuk menilai bagus tidaknya kinerja perusahaan, Anda dapat melihat pada bagian “Arus Kas dari Aktivitas Operasi,”. Dari situ, Anda kemudian bisa bandingkan dengan nilai penjualan atau pendapatan dan laba periode berjalan.

Nilai penerimaan dari pelanggan dengan nilai penjualan hanya beda tipis. Begitu pula dengan kas neto diperoleh dari aktivitas operasi dengan laba periode berjalan. 

Nilainya tidak beda jauh. Jika nilainya beda jauh, bisa disimpulkan bahwa  pendapatan hanya bersifat pembukuan, tidak benar-benar ada wujudnya