IPCC Raih Kenaikan Laba Bersih di Tengah Penurunan Pendapatan, Apa Penyebabnya?
- Peningkatan laba bersih IPCC didorong oleh penurunan beban umum dan administrasi perusahaan, yang turun dari Rp54,75 miliar menjadi Rp32,04 miliar pada semester I-2024.
Korporasi
JAKARTA - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) yang merupakan anak usaha Grup Pelindo ini berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih selama semester I-2024 meskipun pendapatan operasional perusahaan mengalami penurunan.
Diketahui IPCC sukses mencetak laba tahun berjalan sebesar Rp80,68 miliar pada semester I-2024, meningkat tipis sebesar 2,24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp78,91 miliar. Namun, kenaikan laba ini tidak sejalan dengan penurunan pendapatan perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2024, emiten jasa pelabuhan berkode saham IPCC ini berhasil membukukan pendapatan operasional sebesar Rp360,26 miliar sepanjang kuartal II-2024, turun 1,83% (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp366,96 miliar.
- Joe Biden Disebut Alami Penurunan Kognitif, Apa Itu dan Bagaimana Cara Mencegahnya?
- Di Balik Saham Emiten Batu Bara (ADRO) Bergerak Atraktif
- Prediksi Laba Astra (ASII) Semester I-2024 di Tengah Lesunya Penjualan Mobil Nasional
Kontribusi pendapatan IPCC didukung oleh pelayanan jasa terminal sebesar Rp340,96 miliar, pelayanan jasa barang di pelabuhan sebesar Rp5,88 miliar, pelayanan jasa rupa-rupa usaha sebesar Rp4,89 miliar, dan bisnis pengusahaan tanah, bangunan, air, dan listrik sebesar Rp8,50 miliar.
Jika dirinci dari segmen geografis, wilayah pelabuhan Tanjung Priok memberikan kontribusi pendapatan terbesar bagi IPCC, mencapai Rp328,88 miliar, diikuti oleh Belawan, Sumatera Utara sebesar Rp9,83 miliar, Makassar, Sulawesi Selatan sebesar Rp8,50 miliar, dan Pontianak, Kalimantan Barat sebesar Rp7,31 miliar.
Penyebab Kenaikan Laba
Sementara itu, laba kotor perseroan malah mengalami penurunan dari Rp172,76 miliar menjadi Rp136,18 miliar, serta penurunan laba usaha dari Rp108,21 miliar menjadi Rp95,24 miliar. Artinya, peningkatan laba bersih IPCC didorong oleh penurunan beban umum dan administrasi perusahaan, yang turun dari Rp54,75 miliar menjadi Rp32,04 miliar.
Sementara dari sisi laba kotor juga tampak mengalami penurunan dari Rp172,76 miliar menjadi Rp136,18 miliar, serta penurunan laba usaha dari Rp108,21 miliar menjadi Rp95,24 miliar. Artinya, peningkatan laba bersih IPCC disebabkan oleh penurunan beban umum dan administrasi perusahaan, yang turun dari Rp54,75 miliar menjadi Rp32,04 miliar.
- Alasan Milenial dan Gen Z Belum Bisa Beli Rumah
- Tips Memutus Rantai Generasi Sandwich
- Tips dan Rekomendasi Investasi dengan Gaji UMR
Kenaikan laba juga ditopang atas penurunan drastic beban keuangan dari Rp31,34 miliar menjadi Rp15,60 miliar. Alhasil laba sebelum pajak penghasilan badan IPCC naik dari Rp 98,22 miliar menjadi Rp99,64 miliar.
Alhasil, laba per saham dasar IPCC terpantau dari Rp43,40 menjadi Rp44,37 per saham. IPCC merupakan perusahaan yang dikendalikan Pelindo melalui PT Pelindo Multi dengan kepemilikan 71,28%. Saham ini juga dimiliki PT Pelabuhan Indoensia 5,54%. Sedangkan sisanya dikuasai investor publik.
Dari sudut pandang neraca keuangan, total aset IPCC meningkat sebesar 4,57% pada 30 Juni 2024 menjadi Rp1,86 triliun, dibandingkan pada posisi akhir tahun lalu yang berada di level Rp1,78 triliun.
Namun, jumlah liabilitas perusahaan juga mengalami peningkatan, mencapai Rp679,84 miliar dibandingkan dengan Rp565,44 miliar tahun sebelumnya. Alhasil ekuitas IPCC pada semester I-2024, tercatat turun menjadi Rp1,19 triliun.