<p>Kantor PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V / Ptpn5.com</p>
Industri

IPO BUMN: PTPN V Ancang-ancang Masuk Bursa Saham

  • Per Desember 2019, pendapatan PTPN V mencapai Rp4,1 triliun, turun dari tahun sebelumnya Rp4,78 triliun. Laba bersih sepanjang 2019 mencapai Rp81,73 miliar atau merosot 60,7% dari tahun sebelumnya Rp208,1 miliar.

Industri

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perkebunan Nusantara lll (Persero) atau PTPN berencana membawa anak usahanya untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2023.

Direktur Utama PTPN III Muhammad Abdul Ghani mengatakan anak perusahaannya yang tengah mempersiapkan untuk IPO pada tiga tahun mendatang yakni PTPN V.

“Jadi 2023 kami akan coba IPO untuk PTPN V,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa, 20 Oktober 2020.

Dia menjelaskan, rencana untuk mencatatkan anak usahanya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah beberapa kali dilakukan, namun selalu gagal.

Pada tahun 1998 perusahaan merencanakan IPO untuk PTPN IV. setelah gagal direncanakan kembali pada 2008, namun tetap saja tak terealisasi. Kemudian pada tahun 2019, perusahaan menargetkan PTPN V untuk bisa IPO, tapi pada akhirnya aksi korporasi itu juga tertunda.

Menurut Abdul, penundaan tersebut dikarenakan kondisi perekonomian yang tidak stabil, bertepatan setiap kali PTPN ingin anaknya melantai di BEI.

“Tapi ketika mau IPO ekonomi selalu jomplang. Seperti 1998, 2008, dan 2019 dengan lihat IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) kayak begitu jadi akhirnya ditunda,” jelas dia.

Oleh sebab itu, ia berharap pada tahun 2023 rencana IPO PTPN V bisa berjalan dengan baik. Rencananya dana segar yang akan didapatkan dari IPO bakal digunakan untuk memperluas areal tanam dan memperkuat industri hilir, terutama kelapa sawit.

“lndustri hilir kelapa sawit kan kami baru mulai tahun lalu, kami bangun pabrik (minyak goreng) di Kawasan Industri Sei Mangkei, Sumatra Utara. Kami juga akan fokus ke komoditas tebu kedepannya,” kata dia.

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. / Pixabay
Kinerja PTPN V

Per Desember 2019, pendapatan PTPN V mencapai Rp4,1 triliun, turun dari tahun sebelumnya Rp4,78 triliun. Laba bersih sepanjang 2019 mencapai Rp81,73 miliar atau merosot 60,7% dari tahun sebelumnya Rp208,1 miliar.

Total aset PTPN V mencapai Rp9,44 triliun dari sebelumnya Rp8,79 triliun. Sedangkan, liabilitas perseroan mencapai Rp7,4 triliun dan ekuitas Rp2,01 triliun.

PTPN V memiliki lini bisnis inti perkebunan kelapa sawit dan karet. Produk yang dihasilkan adalah minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), kernel, dan karet.

Anak usaha PTPN III ini berkantor pusat di Pekanbaru, Riau. Sebanyak 90% saham pemerintah di PTPN V telah dialihkan ke PTPN III dan menjadikan sebagai holding BUMN Perkebunan.

Pada 2020, CEO PTPN V Jatmiko K. Santosa menargetkan untuk menjaga tingkat produksi CPO sebesar 24,24 ton per hektare. Pendapatan PTPN V ditargetkan tumbuh 16,25% dari tahun lalu menjadi Rp4,8 triliun. (SKO)