<p>Ilustrasi merger Gojek dan Tokopedia / Repro</p>
Pasar Modal

IPO GoTo Ditunda Tahun Depan, BEI Belum Terima Dokumen Penawaran Umum

  • JAKARTA – Penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) entitas gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo diperkirakan ditunda hingga tahun 2022. Perusaha

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) entitas gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo diperkirakan ditunda hingga tahun 2022. Perusahaan raksasa teknologi ini diketahui belum menyerahkan dokumen perihal IPO ke Bursa.

“Berkaitan dengan GoTo, kami tidak berwenang untuk menjawab pertanyaan tersebut karena perusahaan tersebut belum submit dokumen ke Bursa,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna dikutip Rabu, 27 Oktober 2021.

Tertundanya IPO GoTo disinyalir karena padatnya pipeline penggalangan dana pada tahun ini. Belum lagi Rancangan Peraturan OJK (RPOJK) tentang Penerapan Klasifikasi Saham Dengan Hak Suara Multipel (SHMS) yang tak kunjung rampung.

Selain itu, target IPO GoTo juga terbilang fantantis. Sedangkan, tahun ini sudah ada PT Bukalapak.com (BUKA) yang telah menembus rekor IPO terbesar dengan nilai Rp21,9 triliun, yang mana rekor tersebut diperkirakan bakal ditembus kembali oleh kehadiran PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) yang akan segera go public dengan target pendanaan hingga Rp24,9 triliun.

Pada prinsipnya, kata Nyoman, BEI menyambut baik setiap pihak yang akan melakukan penggalangan dana di pasar modal. Keputusan untuk melakukan fund raising tentunya diserahkan kepada masing-masing perusahaan.

“Kami berkomitmen untuk menjadikan BEI sebagai house of growth bagi seluruh karakteristik perusahaan-perusahaan potensial di Indonesia dengan menjadi Bursa yang adaptif dan kompetitif,” imbuhnya.

Ia mengaku, pihaknya juga telah melakukan berbagai terobosan untuk mengakselerasi peningkatan jumlah perusahaan tercatat, mulai dari penyediaan infrastruktur peraturan, pengembangan fitur-fitur tambahan notasi khusus maupun klasifikasi emiten.

Dengan berbagai inisiatif itu, ia Nyoman berharap dapat memberikan nilai strategis bagi perusahaan yang akan melakukan pendanaan di pasar modal Indonesia, sekaligus turut menarik potensi masuknya pendanaan dari investor global.