Iran Pamer Rudal Balistik Hipersonik Pertamanya, Begini Penampakannya
- Iran memamerkan rudal balistik hipersonik buatan dalam negeri pertamanya di Teheran.
Dunia
TEHERAN - Iran memamerkan rudal balistik hipersonik buatan dalam negeri pertamanya di Teheran. Keberadaan rudal tersebut kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran Barat tentang kemampuan rudal Teheran.
Mengutip pernyataan Media pemerintah Iran, IRNA, Rudal tersebut diberinama Fattah. Dalam sebuah gambar, IRNA menerbitkan gambar rudal tersebut dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh Presiden Ebrahim Rahisi dan komandan Korps Pengawal Revolusi elit Iran.
Mengutip pernyataan kepala pasukan kedirgantaraan Garda, Amirali Hajizadeh, Rudal hipersonik Fattah diklaim memiliki jangkauan 1.400 km dengan kecepatan terbang 15.000km/jam. Selain itu, Fattah juga diklaim dan mampu menembus semua perisai pertahanan.
"Rudal hipersonik Fattah berpemandu presisi memiliki jangkauan 1.400 km dan mampu menembus semua perisai pertahanan,” kata Amirali sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Reuters, Rabu, 7 Juni 2023.
- 5 Rekomendasi Film Netflix Terbaru Juni 2023, Cocok Buat Long Weekend!
- 5 Pertanyaan yang Bisa Membantu Menemukan Tujuan Anda
- BTN dan Polda Bongkar Kejahatan Perbankan Bermodus Bunga Deposito Tinggi
Perlu dicatat, Rudal hipersonik dapat terbang setidaknya lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dan pada lintasan yang rumit. Hal ini membuat rudal hipersonik lebih sulit untuk dicegat.
Tahun lalu, Iran mengatakan telah membangun rudal balistik hipersonik yang dapat bermanuver masuk dan keluar dari atmosfer.
Bisa Lawan Sistem Anti-Rudal
Terkait rudal hipersonok baru buatannya, Iran mengklaim bahwa Fattah dapat menargetkan sistem anti-rudal canggih musuh. Iran juga mengklaim teknologi yang ada pada Fattah sebagai lompatan generasi besar di bidang rudal.
“Itu dapat melewati sistem rudal anti-balistik paling canggih dari Amerika Serikat dan rezim Zionis, termasuk Iron Dome milik Israel,” kata TV pemerintah Iran.
Terlepas dari penentangan AS dan Eropa, Iran mengatakan akan terus mengembangkan program misil pertahanannya. Namun, analis militer Barat mengatakan Iran terkadang melebih-lebihkan kemampuan misilnya.
Kekhawatiran tentang rudal balistik Iran berkontribusi pada keputusan Presiden AS saat itu Donald Trump pada tahun 2018 untuk membatalkan pakta nuklir Teheran tahun 2015 dengan enam negara besar.
- 10 Aplikasi Ini Dilaporkan Memuat Spyware Mampu Curi Data Pengguna, Segera Hapus!
- Kapal Perang China Potong Jalan Kapal Tempur AS yang Melintas di Selat Taiwan, Provokasi?
- WWDC 2023: Apple Resmi Hentikan Panggilan Hey Siri
Kala itu, Trump menerapkan kembali sanksi AS terhadap Iran setelah keluar dari pakta nuklir. Hal ini membuat Teheran melanjutkan pekerjaan nuklir yang sebelumnya dilarang dan menghidupkan kembali ketakutan AS, Eropa, dan Israel bahwa Iran mungkin mencari bom atom.
Meski Barat dan sekutunya merasa khawatir, Iran secara konsisten membantah ambisi semacam itu.
Di sisi lain, pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir terhenti sejak September lalu.