Ilustrasi menanam cabai di rumah.
Rumah & Keluarga

Irit Belanja, Simak Tips Menanam Cabai di Lahan Terbatas

  • Awal tahun 2025, harga cabai di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan. Di Kulon Progo, harga cabai tembus Rp100.000 per kg. Kondisi cuaca disebut sebagai penyebab menurunnya hasil panen dari petani, sehingga pasokan cabai menjadi terbatas.

Rumah & Keluarga

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Awal tahun 2025, harga cabai di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan. Di Kulon Progo, harga cabai tembus Rp100.000 per kg. Kondisi cuaca disebut sebagai penyebab menurunnya hasil panen dari petani, sehingga pasokan cabai menjadi terbatas.

Di samping itu, harga berbagai jenis cabai di Pasar Perumnas Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur mengalami kenaikan. Pada Rabu, 8 Januari 2025, harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp150.000 per kg dari sebelumnya Rp50.000 per kg. 

Sementara, harga cabai merah keriting naik menjadi Rp85.000 per kg dari sebelumnya Rp40.000 per kg. Untuk cabai rawit hijau, harganya mencapai Rp60.000 per kg, naik dari Rp30.000 per kg.

Terkait naiknya harga cabai yang tentu saja membuat resah, lebih baik mulai sekarang menanam cabai sendiri di rumah. Jika tak memiliki tempat yang luas, Anda bisa memanfaatkan lahan sempit di rumah untuk menanam cabai.

Meski memiliki lahan terbatas, cabai tetap bisa ditanam di pekarangan atau dalam pot. Hasil panen dari satu atau dua tanaman cabai di rumah sudah mencukupi kebutuhan dapur sehari-hari untuk satu keluarga.

Lalu, bagaimana caranya untuk menanam cabai di lahan terbatas? Yuk, simak artikel berikut!

Tips Menanam Cabai di Lahan Terbatas

Berikut beberapa tips menanam cabai di lahan sempit:

1. Siapkan Wadah

Cabai dapat ditanam di berbagai jenis wadah seperti pot, polibag, plastik, kaleng bekas, drum, atau ember. Selain itu, gunakan wadah dengan ukuran 10 hingga 20 cm. Yang terpenting saat menyiapkan wadah adalah memastikan adanya lubang di bagian bawah sebagai saluran drainase, sehingga media tanam tidak akan tergenang air penyiraman atau air hujan.

2. Menyiapkan Media Tanam

Media tanam yang subur merupakan faktor utama untuk memastikan tanaman cabai tumbuh dengan sehat dan berbuah lebat. Media tanam untuk cabai dapat berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 atau 2:2:1.

Alternatif lainnya adalah campuran tanah, sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan yang sama. Pastikan pH media tanam berada di kisaran 5,5 hingga 6,8. Anda juga dapat menambahkan pupuk anorganik dan insektisida, lalu diamkan media tanam selama 1 hingga 2 minggu.

3. Waktu dan Cara Tanam

Penanaman cabai dalam pot tidak terpengaruh oleh waktu atau musim, melainkan ditentukan oleh siklus pertumbuhan dan pengelolaan pemanenan.

Lakukan penanaman pada pagi hari sebelum pukul 09.00 atau sore setelah pukul 15.30 untuk menghindari stres pada tanaman. Hindari penanaman saat siang hari. Pilih bibit berusia 5-6 MST dengan enam helai daun yang sehat, normal, dan kuat.

Cabut bibit dengan hati-hati dari tray semai yang media semainya cukup kering. Jika bibit disemai dalam polibag, ambil polibag dan balikkan dengan memegang pangkal batang bibit menggunakan jari telunjuk dan jari tengah. Tepuk dasar polibag dengan lembut agar bibit keluar bersama akar dan media tanpa merusak akarnya.

Siram media tanam dalam pot sebelum menanam. Gunakan kayu atau bambu kecil untuk membuat lubang tanam, lalu tanam bibit di dalamnya dan padatkan dengan ujung jari.

Siram lubang yang telah ditanami bibit dengan larutan fungisida untuk mencegah serangan cendawan. Selain itu, semprotkan larutan pupuk daun Gandasil 2 gram/liter sebanyak 250 mililiter per tanaman.

4. Penyiraman

Jika cabai ditanam pada musim kemarau, lakukan penyiraman setiap 2 hingga 3 hari sekali, atau sesuai dengan kondisi media tanam. Penyiraman yang teratur akan mendukung pertumbuhan tanaman cabai yang optimal dan hasil panen yang maksimal.

5. Pemupukan

Pemupukan dilakukan setiap minggu dengan dosis rendah. Disarankan menggunakan pupuk kocor dari larutan NPK 15:15:15 atau NPK 16:16:16 sebanyak 5 sendok, ditambah 1 sendok makan pupuk daun, seperti Gandasil D (fase vegetatif) atau Gandasil B (fase degeneratif) dalam 10 liter air atau satu ember besar.

Lalu, kocorkan sebanyak 250 milliliter atau satu gelas pada setiap rumpun tanaman, dan lakukan pemupukan kocor setiap minggu. Semprotkan pupuk daun, seperti Gandasil D untuk fase vegetatif dan Gandasil B untuk fase generatif, dengan konsentrasi 2 gram/liter setiap minggu. Berikan pupuk daun tersebut tiga hari setelah pemberian pupuk kocor.

6. Pengendalian Hama

Menanam cabai di lahan sempit umumnya memiliki risiko serangan hama dan penyakit yang rendah. Namun, jika terjadi serangan hama atau penyakit, Anda dapat menyemprotkan pestisida nabati untuk mengendalikan populasi hama dan penyakit tersebut.

Atau, jika ada hama putih atau bakal ulat, Anda bisa mengendalikannya dengan menggunakan pestisida organik. Para petani sering memanfaatkan air ekstrak bawang putih, cengkeh, dan lengkuas bubuk sebagai pestisida alami.

7. Tanaman Bertambah Tinggi

Ketika tanaman cabai tumbuh tinggi dan mencapai 20 cm, beri penopang menggunakan kayu atau bambu agar tanaman tetap tegak. Selain itu, buang tunas-tunas muda di ketiak daun sebelum tanaman cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan cabang.

8. Panen

Panen pertama cabai dapat dilakukan sekitar 2 hingga 3 bulan setelah penanaman. Jika dirawat dengan baik, tanaman cabai dapat dipanen lebih dari satu kali.

Itu di acara menanam cabai di lahan sempit. Selain memanfaatkan lahan sempit, hal tersebut dapat menghemat pengeluaran. Semoga bermanfaat!