<p>Kilang minyak PT Pertamina (Persero) di Cilacap, Jawa Tengah. / Twitter @enamkosongsatu</p>
Industri

Ironis, Tren Harga Minyak Cenderung Turun Tapi Harga Bensin Malah Melambung

  • Di Indonesia sendiri, PT Pertamina (Persero) terpantau menaikkan harga untuk tiga jenis BBM nonsubsidi yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex
Industri
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

WASHINGTON- Tren menurunnya harga minyak mentah tampaknya tak sejalan dengan harga bahan bakar yang dibeli oleh masyarakat.

Pada hari ini, harga minyak mentah brent terpantau berada di angka US$100 per barelnya. Sedangkan WTI  berada di angka US$96,74 per barel. 

Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia memang menunjukkan tren penurunan sejak lima pekan terakhir. Turunnya jarga minyak mentah dikarenakan sejumlah investor telah menjual minyak akhir-akhir ini. 

Aksi dilakukan lantaran adanya kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga agresif untuk membendung inflasi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan minyak.

Sejak April, harga minyak mentah terpantau turun lebih dari 7% per Rabu (13/7). Namun, hari ini, harganya kembali bergejolak dan berada di angka US$100 untuk pertama kalinya sejak April lalu.

Minggu ini, baik Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional, dalam laporan bulanan, memperingatkan bahwa permintaan melemah, terutama di ekonomi terbesar dunia.

Meski harga minyak mengalami pelemahan sejak Mei lalu, harga BBM di pasar konsumen malah mengalami lonjakan.

Di Indonesia sendiri, PT Pertamina (Persero) terpantau menaikkan harga untuk tiga jenis BBM nonsubsidi yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Kenaikan itu resmi berlaku sejak 10 Juli 2022.

Kenaikkan harga Pertamax Turbo menjadi Rp16.200-Rp16.550, Dexlite menjadi Rp15.000-Rp15.700 serta Pertamina Dex menjadi Rp16.500-Rp17.200.

Hal serupa terjadi pada negara adidaya, Amerika Seikat. Mengutip Reuters Kamis, 14 Juli 2022, harga bahan bakar minyak untuk onsumen AS meningkat menjadi 9,1% pada Juni. 

Kenaikan ini dipicu oleh kebijakan The FED untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 poin akhir bulan ini.