<p>Lambang PT Indosat Tbk. / Facebook @IndosatOoredoo</p>
Korporasi

ISAT Kantongi Restu Stock Split 1:4, Apa Dampaknya ke Saham?

  • PT Indosat Tbk (ISAT) resmi memperoleh persetujuan untuk melakukan stock split dengan rasio 1:4 pada Selasa, 24 September 2024. Keputusan ini diambil setelah mendapat restu dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Indosat Tbk (ISAT) resmi memperoleh persetujuan untuk melakukan stock split dengan rasio 1:4 pada Selasa, 24 September 2024. Keputusan ini diambil setelah mendapat restu dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Stock split ini akan mengubah nilai nominal saham Seri B dari Rp100 menjadi Rp25 per saham, sementara saham Seri A tetap dengan nilai nominal yang sama. Dengan langkah ini, jumlah saham Seri B akan meningkat dari 8,06 miliar menjadi 32,25 miliar saham, yang diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan likuiditas di pasar saham.

President Director dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menegaskan bahwa stock split ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.

"Dengan meningkatkan keterjangkauan dan likuiditas saham, kami ingin lebih banyak masyarakat bergabung dengan visi Indosat," ujarnya dalam keterangannya dikutip pada Rabu, 25 September 2024.

Vikram menambahkan bahwa langkah ini sejalan dengan tujuan besar Indosat untuk memberdayakan Indonesia melalui layanan telekomunikasi modern yang mendukung transformasi digital. "Kami berperan penting dalam menghubungkan masyarakat dan mendukung kewirausahaan, menghadirkan solusi teknologi yang memperkaya kehidupan di seluruh negeri," katanya.

Di sisi lain, ISAT baru-baru ini juga mendapatkan peningkatan outlook dari ‘Stabil’ menjadi ‘Positif’ oleh Fitch, serta mempertahankan peringkat kredit AA+(idn). Selain itu, perusahaan menerima peringkat idAAA (Stabil) dari Pefindo.

Sementara itu, pada awal 2024, ISAT masuk dalam Indeks LQ45, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan kondisi keuangan yang solid dan prospek pertumbuhan yang cerah.

Oleh karena itu, kata Vikram, stock split ini tidak hanya membuka peluang bagi investor ritel, tetapi juga menunjukkan komitmen Indosat dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang inklusif. "Kami ingin mengajak generasi muda untuk berpartisipasi lebih aktif di pasar keuangan dan berkontribusi pada pembangunan nasional," jelasnya.

Vikram menambahkan ambisi Indosat untuk memastikan setiap orang dapat merasakan manfaat dari ekonomi digital. "Kami percaya langkah ini akan semakin menarik beragam investor, khususnya dari kalangan muda, untuk ikut berpartisipasi dalam kesuksesan Indosat di masa depan," pungkas Vikram.

Sementara itu, dari lantai bursa, pada perdagangan berjalan hari ini pukul 10.25 WIB, saham ISAT terpantau mengalami penguatan tipis 0,23% ke level Rp11.000 per saham saham. Dengan demikian sepanjang tahun ini saham ini telah melesat 17,33%.