<p>Sumber : Website Bank Indonesia</p>
Industri

ISEF 2019 Lahirkan Kesepakatan Bisnis Rp22 Triliun

  • Perhelatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 menunjukkan atensi global. Hal itu terbukti dengan kehadiran 45 negara melalui 27 forum nasional dan internasional. Salah satunya 14th Islamic Financial Service Board (IFSB) Summit dan OIC International Forum for Islamic Social Finance yang secara total dihadiri 5145 partisipan. Adapun jumlah pengunjung mencapai 40.000 orang.

Industri
Acep Saepudin

Acep Saepudin

Author

Jakarta-Perhelatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 menunjukkan atensi global. Hal itu terbukti dengan kehadiran 45 negara melalui 27 forum nasional dan internasional. Salah satunya 14th Islamic Financial Service Board (IFSB) Summit dan OIC International Forum for Islamic Social Finance yang secara total dihadiri 5145 partisipan. Adapun jumlah pengunjung mencapai 40.000 orang.

ISEF 2019 menghasilkan kesepakatan dan transaksi bisnis senilai Rp22,63 triliun. Capaian tersebut diperoleh sepanjang ISEF 2019 pada 12-16 November 2019 di Jakarta Convention Center. Event ini mempertemukan 30 pembeli, 163 penjual, dan 273 peserta pameran.

Deputi Gubernur BI, Sugeng, dalam penutupan ISEF 2019 di JCC, Sabtu (16/11) menyampaikan, seluruh pencapaian ini membuka jalan Indonesia mencapai visinya menjadi rujukan ekonomi syariah dunia.

“Komitmen pengembangan usaha diperoleh dari 31 transaksi. Jumlah total transaksi senilai Rp22,50 triliun yang terjadi antara pesantren dan UMKM dengan korporasi domestik dan global serta perbankan. Komitmen tertinggi terjadi di sektor keuangan senilai Rp 11,27 triliun dan di bidang infrastruktur senilai Rp10,68 triliun,” jelas Sugeng.

“Kesepakatan temu bisnis (business matching) diperoleh dari 161 transaksi total senilai Rp 149,30 miliar. Kesepakatan tertinggi berasal dari sektor makanan & minuman dan sektor agrikultur,” lanjutnya.

Menurut Sugeng, di samping kesepakatan bisnis, ISEF 2019 juga mencatat beberapa pencapaian lainnya. Di bidang keuangan syariah, diperoleh pembiayaan syariah dan kegiatan sektor keuangan sosial syariah melalui lelang wakaf senilai Rp2,95 miliar. Total nilai penjualan (omset) yang dicapai dari pameran produk halal sepanjang ISEF 2019, terdiri atas makanan, minuman, pariwisata, dan busana muslim. Kesemuanya itu menembus angka Rp29,80 miliar.

“ISEF 2019 juga menjadi showcase pengembangan industri busana muslim di Indonesia. Hal ini melalui penampilan 78 desainer muslim Indonesia dalam Sustainable & Ethical Fashion Show. Gelaran ISEF juga menarik minat masyarakat untuk meningkatkan literasi tentang ekonomi syariah. Hal itu dengan melalui berbagai forum dan kajian ekonomi syariah internasional,” jelas Sugeng.

Melalui forum 5th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC) 2019 telah diterima 250 makalah. Semua makalah ini disampaikan oleh 510 penulis yang berasal dari 25 negara. “Kegiatan ini berkontribusi pada pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan melalui pengembangan ekosistem riset dan pendidikan dibidang ekonomi dan keuangan Syariah,” tutup Sugeng.

ISEF 2019 juga memberikan makna dan arti lebih luas bagi pengembangan ekonomi syariah di tanah air, yaitu :

Pertama, international branding karena ISEF 2019 telah menjadi bagian dari agenda ekonomi syariah dunia.

Kedua, platform pertemuan dan kesepakatan domestik dan internasional. Hal itu karena dalam ISEF 2019 dihasilkan Deklarasi Jakarta Pembentukan Usaha Induk Bisnis Pesantren secara nasional. Kemudian branding UMKM ke global, hubungan dan komitmen antar designer, serta gerakan infak dan wakaf nasional.

Ketiga, strategic integrator karena ISEF 2019 telah menjadi wadah silaturahim strategis antar pelaku usaha. Misalnya pesantren, UMKM, korporasi domestik dan internasional.

Keempat, peningkatan literasi dan pengetahuan ekonomi syariah karena ISEF 2019 menjadi forum yang dikenal masyarakat baik domestik dan internasional.