Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Reuters/Ronen Zvulun)
Dunia

Israel Bahas Anggaran Perang 2024, Defisit Lebih Tinggi

  • Miliaran shekel dalam bentuk dana tambahan diperlukan untuk mendanai militer. Hal ini untuk memberikan kompensasi kepada pasukan cadangan dan puluhan ribu orang yang tinggal di dekat perbatasan dan telah mengungsi, serta mereka yang terkena dampak serangan pada 7 Oktober 203 oleh penembak Hamas.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA -Para menteri kabinet Israel memulai sesi panjang pada Minggu, 14 Januari 2024, untuk menyetujui revisi anggaran tahun 2024 yang diamandemen untuk memperhitungkan peningkatan tajam dalam pengeluaran untuk membiayai perang dengan kelompok Islam Palestina, Hamas.

Biasanya, diskusi berlangsung hingga larut malam, dan pemungutan suara mungkin tidak dilakukan hingga fajar menyingsing pada Senin. Israel tahun lalu menyetujui anggaran dua tahun untuk 2023 dan 2024.

Namun perang melawan Hamas di Gaza telah mengguncang keuangan pemerintah, membutuhkan perubahan anggaran dan pengeluaran tambahan. Miliaran shekel dalam bentuk dana tambahan diperlukan untuk mendanai militer.

Hal ini untuk memberikan kompensasi kepada pasukan cadangan dan puluhan ribu orang yang tinggal di dekat perbatasan dan telah mengungsi, serta mereka yang terkena dampak serangan pada 7 Oktober 203 oleh penembak Hamas.

Namun, anggaran tersebut telah berubah menjadi politik dan kontroversial, khususnya mengenai pembayaran yang disepakati Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berdasarkan kesepakatan koalisi tahun 2002 dengan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan kepala partai agama lainnya.

Dikutip melalui Reuters, pada Senin, 15 Januari 2024, kesepakatan itu mencakup alokasi 8 miliar shekel (2,15 miliar dolar AS) untuk partai ultra-Ortodoks dan partai sayap kanan pro-pemukim pada tahun 2024.

Menurut rancangan anggaran, hanya 2,5 miliar shekel yang akan dipotong, meskipun ada kebutuhan dana perang. Pada awal rapat kabinet, Netanyahu tidak mengacu pada dana koalisi, hanya mengatakan bahwa semua kementerian harus berbagi beban.

“Yang dibutuhkan sekarang adalah, pertama-tama, untuk menutup biaya perang dan memungkinkan kita untuk melakukan perang pada tahun mendatang dan menyelesaikannya,” ujarnya kepada para menteri.

“Termasuk menghilangkan Hamas, mengembalikan sandera kita, dan mengembalikan keamanan serta rasa aman di utara dan selatan sehingga penduduk dapat kembali.”

Penurunan Suku Bunga Lebih Lambat

Dalam sepucuk surat kepada Netanyahu pekan lalu, Amir Yaron, yang baru memulai masa jabatan lima tahun kedua sebagai kepala bank sentral, mendesak pemerintah untuk tidak membelanjakan uang secara berlebihan.

Juga, mengimbangi setiap kenaikan pengeluaran yang diperlukan untuk perang dengan pengurangan di tempat lain, bersama dengan kenaikan pajak.

Pemerintah berencana melakukan beberapa pemotongan anggaran di kementerian-kementerian, sambil menaikkan beberapa pajak, seperti pajak nilai tambah, sebesar 1% menjadi 18% pada tahun 2025 untuk keuntungan bank dan pada rokok dan tembakau.

Israel mencatat defisit anggaran sebesar 4,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2023 karena lonjakan pengeluaran perang kuartal keempat dan penurunan pendapatan pajak.

Kementerian keuangan memperkirakan, target defisit dalam anggaran 2024 dinaikkan menjadi 6,6% dari PDB dari sebelumnya 2,25% dan perang akan menurunkan pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 1,1 poin persentase menjadi sekitar 1,6%.

Dampak fiskal dari perang tersebut diperkirakan mencapai 150 miliar shekel pada tahun 2023-2024, dengan asumsi pertempuran sengit berakhir pada kuartal pertama. Pada bulan Desember, parlemen Israel menyetujui anggaran perang khusus untuk tahun 2023 sebesar hampir 30 miliar shekel.