Israel Bombardir Rafah, Lebih dari 100 Orang Tewas
- Penduduk Rafah yang secara geografis berada diwilayah Gaza Selatan terjebak dalam situasi yang penuh ketidakpastian dan kepanikan saat bangunan-bangunan runtuh dan ledakan terus bergema di udara gelap.
Dunia
JAKARTA - Tragedi kemanusiaan kembalin terjadi di selatan Rafah dan sekitar Jalur Gaza ketika tentara Israel melancarkan serangan besar-besaran. Lebih dari 100 orang dilaporkan tewas, sementara ratusan lainnya terluka, termasuk wanita dan anak-anak,
Serangan Israel meliputi sekitar 40 serangan udara di wilayah Rafah pada dini hari waktu setempat, Senin, 12 Februari 2024. Hal ini diperparah dengan penembakan darat yang intensif, menciptakan situasi kekerasan yang mencekam di wilayah tersebut, dilansir dari Xinhua, Senin.
Penduduk Rafah yang secara geografis berada diwilayah Gaza Selatan terjebak dalam situasi yang penuh ketidakpastian dan kepanikan saat bangunan-bangunan runtuh dan ledakan terus bergema di udara gelap.
Tentara Israel mengklaim serangkaian serangan tersebut ditujukan pada sasaran teror di Jalur Gaza selatan pada hari Senin. Namun, mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai sasaran atau tujuan serangan mereka.
Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza, korban jiwa warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 28.176 sejak 7 Oktober 2023, serta 67.784 lainnya mengalami luka-luka serius.
- GrabFood Menguasai Pangsa Pasar Pesan-antar Makanan Online di ASEAN
- WIKA Raih Porsi Proyek Rp1,2 Triliun untuk Membangun Jalan Tol IKN Seksi 3B-2
- Harga Beras Terus Naik, Sentuh Rp15.850 per Kg
Konflik yang berkepanjangan antara telah mendorong sebagian besar penduduk wilayah tersebut mengungsi ke Rafah, sebuah kota perbatasan yang berbatasan langsung dengan Mesir.
Rafah, yang sebelumnya ramai dengan kegiatan perdagangan dan kehidupan sosial, kini berubah menjadi tempat pengungsian besar-besaran. Tenda-tenda pengungsian tersebar di lahan pertanian kosong, di sekolah-sekolah, dan sepanjang jalan. Kota ini kini menjadi lambang tragis dari penderitaan akibat kekerasan yang berkelanjutan di kawasan tersebut.
Sementara itu, para pejabat Palestina dan badan kemanusiaan internasional terus memantau situasi dan memberikan bantuan kepada korban yang terluka akibat serangan tersebut.
Upaya penyelamatan dan evakuasi terus dilakukan di tengah keadaan yang sulit, para relawan dan tim medis berjuang untuk menyelamatkan nyawa dan memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan..