Israel Memulai Perang Fase II, Gaza Kian Putus Asa
- Dunia sedang menyaksikan bencana kemanusiaan yang terjadi di depan mata kita
Dunia
GAZA- Bom dan peluru artileri terus menghujani Gaza menjadikan kota itu semakin putus asa. Pertempuran darat juga semakin intensif setelah Israel secara resmi menyatakan memulai fase kedua dari operasi Pedang Besi.
Pada Sabtu 28 Oktober 2023 malam waktu setempat, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan, Israel telah memulai perang tahap kedua. “Tujuan kami sangat jelas. Yakni untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintah Hamas dan memulangkan para korban,” katanya. Dia juga mengakui perang di Gaza akan berlangsung lama.
Sejumlah laporan menyebutkan bentrokan di lapangan telah terjadi di setidaknya tiga lokasi di Jalur Gaza. Para pejuang Palestina melakukan perlawanan sengit terhadap pergerakan kendaraan lapis baja dan infanteri Israel.
- Serba Digital, 97 Persen Transaksi Nasabah CIMB Niaga Dilakukan Melalui Layanan Branchless Banking
- 7 Rekomendasi Kuliner Khas Semarang
- Besar Pasak Daripada Tiang, Orang Amerika Mulai Kikis Tabungan untuk Hidup
Dalam salah satu video yang dirilis hari Israel, sejumlah besar tank Merkava terlihat melintasi daerah berpasir datar dan terbuka di Gaza. Mereka menggunakan senjata utama mereka untuk menyerang sejumlah bangunan di kejauhan.
Laporan yang keluar dari Gaza sendiri menunjukkan bentrokan terberat terjadi di wilayah Beit Lahia dan Beit Hanoun. Wilayah yang ada di utara Gaza. Selain itu di sebelah timur kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah. Dan terakhir di sebelah timur selatan kota Khan Younis.
Sayap militer Hamas menegaskan mereka akan melawan pasukan Israel. Mereka menegaskan Netanyahu dan tentaranya yang kalah tidak akan bisa meraih kemenangan militer apa pun.
Selain serangan darat, Israel juga terus membombardir gaza dari udara. Sekitar 100 jet telah menyerang 150 sasaran bawah tanah Hamas di Gaza dalam 24 jam. Israel mengklaim serangan menghantam sasaran Hamas termasuk terowongan, area pertempuran bawah tanah, dan infrastruktur bawah tanah.
Yang paling menantang adalah kenyataan bahwa Hamas menggunakan jaringan terowongan untuk menahan lebih dari 200 sandera. Salah satu sandera berusia 85 tahun yang telah dibebaskan Yocheved Lifshitz membenarkan dia dan tawanan lainnya ditahan jauh di dalam terowongan.
Karena internet dan layanan seluler hampir seluruhnya terputus di Gaza sejak kemarin , arus informasi keluar dari sana menjadi sangat berkurang. Sesuatu yang sudah bisa diperkirakan akan terjadi menjelang serangan darat besar-besaran. Namun demikian posisi kamera media yang terletak di luar Gaza, baik di Israel maupun Mesir, terus memberikan rekaman serangan udara besar-besaran dan pemboman artileri.
Putus Asa
Sementara itu di Gaza, laporan yang muncul menggambarkan situasi kacau. Tidak diragukan lagi, berkurangnya komunikasi akan sangat mempersulit upaya tim paramedis dalam upaya mereka menyelamatkan korban tewas dan terluka.
Hal ini belum termasuk masalah yang disebabkan oleh pemadaman listrik, serta kekurangan bahan bakar, air, makanan, dan kebutuhan penting lainnya. Laporan-laporan terbaru menunjukkan bahwa layanan dasar merosot sedemikian rupa sehingga banyak warga kini terpapar pada ancaman penyebaran penyakit.
Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan situasi di Gaza menurun dengan cepat. Dan dia terus menyerukan gencatan senjata untuk mengakhiri mimpi buruk pertumpahan darah. Menurutnya jumlah warga sipil yang terbunuh dan terluka sama sekali tidak dapat diterima. “Dunia sedang menyaksikan bencana kemanusiaan yang terjadi di depan mata kita,” katanya Minggu 29 Oktober 2023.
- Kisah Nyata di Balik Film Killers of The Flower Moon: Kasus Orang Kulit Putih Menyikat Kekayaan Suku Indian Osage
- Arab Saudi Umumkan Peluncuran Esports World Cup
- Waduh! WhatsApp Tidak Lagi Berfungsi pada Versi Android Lama Ini
Menurut angka terbaru yang diberikan oleh Otoritas Kesehatan Palestina, jumlah korban tewas di Gaza telah meningkat menjadi 7.703. Dari jumlah tersebut, 3.500 di antaranya adalah anak-anak.
Sejumlah negara juga mendesak Israel menghentikan serangan dan membuka blockade. Di seluruh dunia, demonstrasi pro-Palestina terus berlanjut. Di Istanbul pagi Presiden Turki Recep Erdogan mengatakan pada rapat umum besar-besaran pro-Palestina, dia menganggap Israel sebagai penjajah. Dan sekali lagi menyatakan bahwa Hamas bukanlah organisasi teroris.
“Penyebab utama di balik pembantaian yang terjadi di Gaza adalah Barat,” katanya. Erdogan juga mengatakan bahwa Israel berperilaku seperti penjahat perang.
Di Inggris ribuan orang juga turun ke jalan-jalan di London untuk melakukan unjuk rasa pro-Palestina hari ini, Dan demonstrasi serupa juga terjadi di Manchester, Glasgow, Belfast, dan kota-kota lainnya.
Di bagian lain Qatar terus berupaya membebaskan tawanan di Gaza. Majed al-Ansari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan piahknya mencoba segala kemungkinan dan skenario untuk pembebasan tawanan serta deeskalasi di Gaza.
Menurutnya tidak ada yang dapat menjamin pergerakan aman tawanan jika terjadi pemboman terus-menerus. Skenario terbaik adalah ada masa tenang yang memungkinkan para tawanan dibawa keluar dari Gaza. Namun pada saat yang sama memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk.
Sejauh ini, kurang dari truk bantuan yang menyeberang ke Gaza melalui Rafah sejak 21 Oktober. Sebelum tanggal 7 Oktober, setiap hari hampir 500 truk bantuan dikirimkan kepada orang-orang di daerah kantong yang terkepung. Israel berjanji akan mengizinkan peningkatan truk bantuan secara signifikan minggu ini.