Israel Resmi Deklarasikan Perang, AS Kerahkan Kapal Induk
- Dengan keputusan itu Israel juga berencana untuk menarik 100.000 pasukan cadangan mereka.
Dunia
TEL AVIV- Israel pada Minggu 8 Oktober 2023 secara resmi menyatakan negara dalam perang. Status yang terakhir diberlakukan pada 1967.
Keputusan untuk memberlakukan Pasal 40 tersebut diambil setelah serangan Hamas terus meluas dan tingginya korban. Dengan keputusan itu Israel juga berencana untuk menarik 100.000 pasukan cadangan mereka.
Apa yang pasti akan menjadi adalah operasi darat besar-besaran ke Gaza. Israel telah bertekat untuk melenyapkan Hamas. Pada saat yang sama, ada kekhawatiran besar bahwa konflik ini dapat meluas ke konflik yang lebih luas, dimana Hizbullah dan persenjataan besar yang dipasok Iran menjadi kekhawatiran besar Tel Aviv.
Terakhir Israel menerapkan status perang pada 1973 yang kemudian dikenal sebagai Perang Yom Kippur. Perang berlangsung 6 - 26 Oktober 1973 antara Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah. Perang ini berakhir dengan diadakannya gencatan senjata.
- Gaza Memanas, Ini Profil Ismail Haniyeh Pemimpin Militan Hamas
- Kenali Rekening Pasif atau Dormant yang Ramai Ditutup Bank
- Kesehatan Mental Bebani Perusahaan Hingga Rp133 Kuadriliun Per Tahun, Kok Bisa?
Deklarasi perang memunculkan sejumlah konsekuensi. Dengan status ini Israel memberikan lampu hijau kepada militer untuk melakukan langkah militer yang signifikan untuk membalas serangan Hamas. PM Netanyahu juga telah memperingatkan warga Palestina yang tinggal di Gaza untuk segera pergi. Dia bersumpah melakukan balas dendam yang besar di daerah kantong padat penduduk tersebut.
Di bagian lain Amerika telah mengarahkan kelompok tempur kapal induk USS Gerald R. Ford ke Mediterania Timur. Yang berarti akan cukup dekat dengan Israel. Selain sebagai bentuk dukungan kepada Israel, pengerahan kapal induk ini juga sebagai tindakan darurat jika warga Amerika perlu dievakuasi.
"Bantuan keamanan akan mulai dikirim hari ini dan tiba beberapa hari mendatang," kata Menteri Pertahanan Amerila Lloyd Austin dikutip dari Times of Israel.
Selain kelompok tempur kapal induk, Amerika juga mengambil langkah-langkah untuk menambah skuadron F-35, F-15, F-16, dan A-10 di wilayah tersebut.
Situasi di lapangan hingga hari ketiga setelah Hamas menyerang masih diwarnai dengan sejumlah pertempuran sengit di wilayah Israel. Sedangkan Gaza nyaris tanpa henti dibombardir oleh jet-jet tempur Israel.
Korban terus bertambah. Sejumlah laporan menyebutkan lebih dari 1000 orang meninggal di kedua sisi. Selain itu juga penemuan korban sipil yang cukup besar di satu titik. Sebuah festival musik digelar tidak jauh dari perbatasan Gaza diserang pada awal operasi Hamas. Menurut keterangan Israel jumlah korban mencapai sekitar 260. Dan sebagaian dari mereka adalah warga asing.
Laporan tentang banyaknya sandera juga terus muncul termasuk warga negara luar Israel. Sandera internasional kemudian dibawa ke Gaza. Ini membuka kemungkinan sejumlah bantuan asing akan ditawarkan kepada Israel untuk membantu menyelamatkan mereka. Namun situasi ini hanya menggarisbawahi betapa sulitnya melakukan hal tersebut. Sejumlah besar sandera, yang dikatakan mencapai ratusan, ditahan di pusat kota yang padat. Wilayah yang akan menjadi zona perang. Ini secara drastis akan mempersulit operasi penyelamatan sandera yang sudah sangat rumit.