Itama Ranoraya Bidik Lonjakan Revenue dan Laba hingga 100 Persen
Emiten peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih tahun ini hingga 80%-100%.
Korporasi
JAKARTA – Emiten peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih tahun ini hingga 80%-100%. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kinerja perseroan sepanjang 2020.
Direktur Utama Itama Ranoraya Heru Firdausi Syarif menyatakan, untuk mencapai target tersebut, perseroan masih mengandalkan produk jarum suntik auto disable syringe (ADS), mesin apheresis (plasma darah), dan antigen test. Selain itu, pada kuartal I-2021, perseroan juga bakal merilis produk immunomodulator baru bernama Avimac.
“Kami optimistis, untuk target pertumbuhan 80-100 persen tahun ini, produk alat kesehatan yang kami miliki adalah produk kesehatan yang sifatnya primer. Khususnya dalam penanggulangan COVID-19 saat ini,” ujarnya melalui pengumuman bursa, Senin 22 Februari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Heru menambahkan, target pertumbuhan tersebut merupakan murni pertumbuhan organik. Hal ini di luar rencana akuisisi serta pembentukan perusahaan patungan (joint ventures/JV) yang ada dalam rencana aksi korporasi perseroan pada tahun ini.
Selain pertumbuhan pendapatan dan laba bersih, tahun ini Heru juga menargetkan terealisasinya transformasi dari model bisnis medical equipment supplier menjadi manufacturer dan inovator peralatan medis.
“Insyallah baik itu target pertumbuhan dan transformasi bisnis bisa terealisasi,” tambahnya.
Aksi Korporasi
Sementara itu, Direktur Keuangan Itama Ranoraya, Pratoto Raharjo mengungkapkan, tahun ini menjadi tahun yang sangat penting bagi perseroan. Pasalnya, sejumlah aksi korporasi akan dilaksanakan tahun ini.
Ia bilang, pihaknya memiliki opsi pendanaan belanja modal alias capital expenditure (capex) melalui pinjaman perbankan maupun kas internal. Selain itu, kata dia, perseroan juga memiliki opsi pendanaan dari penjualan saham treasury yang kapan saja bisa direalisasikan.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Pratoto mengaku, perseroan memiliki posisi kas yang sangat kuat tahun ini. Selain itu, pihaknya belum memanfaatkan pinjaman perbankan karena adanya dukungan yang kuat dari prinsipal IRRA seperti Abbott, Alera Health, Terumo dalam pemenuhan belanja barang.
“Jika diperlukan kami juga masih memiliki saham treasury hasil program buyback di tahun lalu, yang sewaktu-waktu bisa menjadi opsi pendanaan bagi perseroan,” tegasnya.
Pada perdagangan Senin, 22 Februari 2021, saham IRRA ditutup naik 1,2% sebesar 30 poin ke level Rp2.530 per lembar. Kapitalisasi pasar saham IRRA mencapai Rp4,04 dengan imbal hasil 250,43% dalam setahun terakhir. (SKO)