J.P. Morgan Prediksi IHSG Tembus 7.500 pada Akhir Tahun karena Ini
- J.P. Morgan menilai bahwa momentum positif pasar modal Indonesia pada tahun lalu akan berlanjut ke 2023 dengan didukung oleh konsumsi domestik dan fundamental yang tetap kuat.
Pasar Modal
JAKARTA - Perusahaan jasa keuangan global J.P. Morgan memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menembus level 7.500 pada akhir tahun ini.
J.P. Morgan menilai bahwa momentum positif pasar modal Indonesia pada tahun lalu akan berlanjut ke 2023 dengan didukung oleh konsumsi domestik dan fundamental yang tetap kuat.
Bahkan, J.P. Morgan masih mempertahankan peringkat "overweight" (OW) kepada pasar saham Indonesia yang menjadi salah satu market dengan kinerja terbaik di Asia Pasifik pada 2022.
- Inflasi Februari 2023 Tembus 0,16 Persen, Beras dan Rokok Jadi Pendorong Terbesar
- Keluh Kesah Pegawai Pajak di Balik Perhatian Sri Mulyani
- Indo Tambangraya Megah (ITMG) Bidik Produksi Batu Bara 17 Juta Ton pada 2023
J.P. Morgan tetap mengenakan pandangan positif pada pasar saham Indonesia walaupun sempat terjadi aliran dana asing keluar yang cukup besar pada awal tahun karena investor mengalokasikan dananya ke China setelah negeri Tirai Bambu melonggarkan kebijakan anti-COVID.
Menurut Senior Country Officer J.P. Morgan Indonesia Gioshia Ralie, para investor yang beralih ke China itu pun menggunakan keuntungan di pasar saham Indonesia yang mencatat kinerja positif pada tahun lalu.
"Pada dasarnya, konsumsi domestik Indonesia tetap kuat dan pendapatan perusahaan bahkan tumbuh tinggi, dan kami yakin bahwa pasar saham Indonesia akan tetap memiliki outlook positif tahun ini karena investor memutuskan untuk buy on weakness," ujar Gioshia dalam Media Roundtable di Energy Building, Jakarta, Kamis, 1 Maret 2023.
Selain potensi investor untuk buy on weakness, nilai kurs rupiah yang menguat dan naik sekitar 3% tahun ini terhadap dolar AS akan memberikan iklim investasi yang mendukung pasar saham dalam waktu dekat.
Gioshia menyampaikan bahwa pihaknya berharap pasar modal dapat bereaksi positif terhadap penguatan rupiah baru-baru ini.
Rupiah yang lebih kuat dikatakan Gioshio tentu dapat menguntungkan pasar, yang mana apresiasi rupiah sebesar 1% terhadap dolar AS dapat meningkatkan laba bersih persaham sebesar 1% dengan asumsi hal lainnya tetap konstan.
"Penguatan rupiah juga merupakan kabar baik bagi importir dengan menggunakan dolar AS, terutama perusahaan consumer goods yang mengimpor bahan baku, dan juga perusahaan dengan eksposur utang menggunakan dolar AS," tambah Gioshia.
- 5 Cara Membuat Rumah Anda jadi Tempat yang Aman untuk Masa Tua
- Mulai Tayang di Bioskop Indonesia, Ini Sinopsis The First Slam Dunk
- Berkedok Start Up, Apple Diam-Diam Kembangkan Teknologi Monitor Gula Darah
Sementara itu, Head of Indonesia Equities Research J.P. Morgan Henry Wibowo mengatkan bahwa ambisi Indonesia terhadap industri kendaraan listrik pun dapat memberikan dorongan ke kinerja pasar modal dalam negeri.
Ditambah lagi, Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, jenis logam yang sangat dimanfaatkan dalam produksi kendaraan listrik. Dengan demikian, J.P. Morgan pun menetapkan peringkat OW pada produsen material Indonesia.
Selain itu, potensi ekonomi digital Indonesia pun dapat menjadi pendorong kinerja pasar saham domestik walaupun saat ini sektor tersebut mengalami tantangan di tengah tren kenaikan suku bunga.
“Kami yakin persaingan menuju profitabilitas terus menjadi fokus utama bagi perusahaan berbasis internet (di Indonesia) pada tahun 2023. Mereka telah mengambil berbagai langkah efisiensi biaya tahun lalu dan memperkenalkan tools monetisasi pendapatan terkini untuk mempercepat dan mencapai profitabilitas yang berkelanjutan. Langkah-langkah tersebut tentu harus membuahkan hasil tahun ini," kata Wibowo.