Jababeka (KIJA) Berhasil Tekan Kerugian Jadi Rp128,2 Miliar di Kuartal III-2021
- JAKARTA – PT Jababeka Tbk (KIJA) masih belum mampu menunjukkan performanya terbaiknya hingga sembilan bulan pertama tahun ini. Hal tersebut tampak dari kinerja
Korporasi
JAKARTA – PT Jababeka Tbk (KIJA) masih belum mampu menunjukkan performanya terbaiknya hingga sembilan bulan pertama tahun ini. Hal tersebut tampak dari kinerja perseroan yang masih lesu pada kuartal III-2021. Kendati begitu, KIJA berhasil menekan rugi bersih menjadi Rp128,2 miliar.
Berdasarkan laporan keuangannya, perseroan mencatat total pendapatan sebesar Rp1,65 triliun selama tiga kuartal tahun 2021, turun 10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020.
Penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari Pilar Land Development & Property yang mengalami penurunan pendapatan sebesar 35% menjadi Rp644,5 miliar hingga akhir September 2021, dari Rp 997,5 miliar di periode yang sama tahun lalu.
- RI-UEA Teken MoU, Siap-Siap Ekspor Perhiasan Emas ke Dubai Tembus Rp2,5 Triliun
- Mulai Desember 2021 Bank DBS Indonesia Bebankan Biaya Transfer Rp2.500
- Tokoh Ulama Dukung Permendikbudristek PPKS Penting Cegah Kekerasan Seksual
Penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh lemahnya kinerja penjualan tanah matang, yang turun dari Rp699,8 miliar triwulan III-2020 menjadi Rp323 miliar pada periode yang sama tahun 2021.
Penjualan tanah dari Cikarang menyumbang sekitar Rp46 miliar atau 14%, sedangkan penjualan tanah dari Kendal berkontribusi sebesar Rp 274,8 miliar atau 85% dari total penjualan tanah matang selama hingga 30 September 2021.
Selama tiga kuartal tahun 2020, penjualan tanah dari Cikarang menyumbang Rp71,3 miliar atau 10%, sedangkan penjualan tanah dari Kendal menyumbang Rp628,5 miliar atau 90% dari total penjualan tanah matang.
Pendapatan Pilar Infrastruktur melonjak 22% menjadi Rp938,8 miliar, yang didorong oleh kinerja yang kuat dari seluruh segmen Infrastruktur. Pendapatan dari listrik turut melesat 26% karena beroperasi lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Pendapatan Dry Port meningkat 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh peningkatan throughput dari 44.847 TEU selama 3 kuartal 2020 menjadi 54.197 TEU di periode yang sama tahun 2021.
Terakhir, pendapatan dari layanan Infrastruktur seperti air bersih, air limbah, dan pengelolaan kawasan terkerek 15% di tahun 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya terutama karena peningkatan pendapatan dari air bersih sebagai akibat dari peningkatan volume air sebesar 9%.
Pilar Leisure & Hospitality milik perseroan membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp69,3 miliar pada kuartal III-2021 dari Rp 64,2 miliar pada tahun sebelumnya.
Semua Pilar
Peningkatan pendapatan ini berasal dari semua segmen di pilar dengan Golf sebagai kontributor utama, yang mengalami peningkatan pendapatan menjadi Rp44,8 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2021 dari Rp42 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
- Kompetisi Sengit 5 Bank Terbesar RI: BCA Paling Konsisten, BNI Kian Lambat
- Tips dan Cara WhatsApp Orang Lain Tanpa Save Nomor Handphone
- Australia akan Musnahkan 10.000 Kuda Liar
Pendapatan berulang yang dihasilkan dari Pilar Infrastruktur sebesar 57% dari total pendapatan selama tiga kuartal pada tahun 2021, dibandingkan dengan 42% pada tahun sebelumnya. Peningkatan kontribusi Pilar Infrastruktur ini terutama disebabkan oleh rendahnya kontribusi pendapatan dari segmen Land Development & Property.
Sejalan dengan penurunan pendapatan, laba kotor KIJA turun 16% menjadi Rp634,7 miliar pada triwulan ketiga tahun ini, Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi perseroan tercatat sebesar 38%, turun 3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kendati begitu, KIJA berhasil menekan rugi bersih menjadi Rp128,2 miliar di kuartal III-2021. Lebih rendah dibandingkan dengan realisasi rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni senilai Rp171,1 miliar.
Adapun penyebab utama perbedaan ini adalah dampak pergerakan valas (forex) yang mengakibatkan pencatatan rugi selisih kurs sebesar Rp75,8 miliar (non-cash transaction) selama periode tersebut, lebih rendah dibandingkan rugi kurs Rp255,4 miliar di tahun sebelumnya.
Sementara itu, EBITDA perseroan selama tiga kuartal tahun 2021 sebesar Rp448 miliar berbanding Rp609,5 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan EBITDA ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan serta laba kotor.
Hingga akhir perdagangan Selasa, 9 November 2021, saham KIJA ditutup stagnan pada level harga Rp170 per lembar saham dengan rentang pergerakan di kisaran Rp168 – Rp172 per lembar. Saat ini, kapitalisasi pasar perseroan tercatat sebesar Rp3,54 triliun.