Jadi Jalur Favorit, Puluhan Imigran Rohingya Kedapatan Ngontrak di Sukabumi
- Perairan selatan Kabupaten Sukabumi, terutama jalur Pantai Palampang di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, telah lama dikenal sebagai rute strategis yang sering digunakan oleh para imigran gelap.
Nasional
SUKABUMI - Sekelompok warga Rohingya asal Myanmar telah ditemukan tinggal di Perumahan Nuansa Indah Baru, Sukabumi. Penemuan ini terjadi setelah warga setempat melaporkan adanya aktivitas mencurigakan di kawasan tersebut kepada pihak berwenang.
Berdasarkan laporan yang diterima, Pemerintah Desa Cisolok dan kepolisian setempat segera melakukan pemeriksaan untuk mengklarifikasi situasi. Investigasi awal mengungkapkan bahwa kelompok Rohingya yang berjumlah puluhan orang telah menyewa dua rumah di perumahan tersebut selama beberapa bulan terakhir.
"Kami mendapatkan informasi dari masyarakat yang mencurigai adanya puluhan orang asing yang menempati dua rumah di Perumahan Nuansa Indah Baru. Setelah kami lakukan pemeriksaan ke lokasi, mereka merupakan Suku Rohingya," ujar Kasi Pemerintahan Pemerintah Desa Cisolok, Irvan Ruslandi, di Sukabumi, dikutip Senin, 23 September 2024.
Total terdapat 24 warga Rohingya yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Namun, ditemukan bahwa lima orang dari kelompok ini sempat melarikan diri. Pihak keamanan berhasil menemukan tiga orang, sementara dua lainnya masih dalam pencarian intensif.
- Pengeboran Sumur Kedua di Banyu Urip Bisa Produksi Minyak 13.000 BOPD
- Saham BREN Kembali ARB, Manajemen Angkat Bicara Soal Free Float
- Harga Sembako di DKI Jakarta: Beras Naik, Beras Pera Turun
Tak Punya Dokumen Apapun
Polisi juga mengungkap tidak adanya dokumen keimigrasian resmi dari para imigran. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai status hukum mereka di Indonesia dan bagaimana mereka bisa memasuki wilayah negara tanpa terdeteksi.
Saat ini, pihak berwenang masih melakukan pendataan dan pengamanan terhadap para imigran Rohingya. Investigasi lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengungkap detail perjalanan mereka, termasuk siapa yang menyediakan tempat tinggal dan kemungkinan adanya jaringan yang memfasilitasi kedatangan mereka.
"Saat ini para imigran gelap tengah dilakukan pendataan oleh petugas dari Polsek Cisolok, namun dipastikan mereka tidak memiliki surat-surat keimigrasian," tambah Irvan.
Spekulasi awal menyebut kelompok ini mungkin berniat melanjutkan perjalanan menuju Pulau Natal di Australia. Namun, informasi ini masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut dari pihak berwenang.
Penemuan ini menambah daftar panjang permasalahan pengungsi Rohingya di kawasan Asia Tenggara. Sebagai kelompok etnis yang mengalami persekusi di Myanmar, banyak warga Rohingya yang berusaha mencari suaka di negara-negara tetangga, termasuk Indonesia.
Pihak kepolisian dan imigrasi setempat menyatakan akan terus memantau perkembangan kasus ini dan berkoordinasi dengan instansi terkait dengan tetap memperhatikan aspek kemanusiaan dan keamanan nasional.
- Pengeboran Sumur Kedua di Banyu Urip Bisa Produksi Minyak 13.000 BOPD
- Saham BREN Kembali ARB, Manajemen Angkat Bicara Soal Free Float
- Harga Sembako di DKI Jakarta: Beras Naik, Beras Pera Turun
Sukabumi Jadi Favorit Imigran Gelap
Perairan selatan Kabupaten Sukabumi, terutama jalur Pantai Palampang di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, telah lama dikenal sebagai rute strategis yang sering digunakan oleh para imigran gelap.
Letaknya yang relatif dekat dengan Pulau Natal, Australia, menjadikan kawasan ini pilihan favorit bagi mereka yang berusaha melarikan diri dari negara asalnya. Dalam waktu 2-3 jam perjalanan menggunakan perahu kecil, para imigran bisa mencapai perairan internasional, mereka kemudian beralih ke kapal yang lebih besar untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Natal.
Meskipun pihak berwenang dari Indonesia dan Australia telah bekerja keras dalam meningkatkan pengawasan serta melakukan berbagai operasi pencegahan, jalur ini tetap menjadi tantangan besar. Faktor geografis yang luas dan sulit diakses, ditambah dengan jaringan penyelundup yang terorganisir, membuat penanganan penyelundupan manusia di perairan ini masih kompleks.