Jadi Kendaraan Operasional Grab, Produsen Sepeda Listrik Gaya Abadi Bidik Penjualan Rp460 Miliar
- Produsen sepeda listrik Selis, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS), optimistis dapat mencapai target penjualan sebesar Rp460 miliar pada tahun ini.
Industri
JAKARTA – Produsen sepeda listrik Selis, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS), optimistis dapat mencapai target penjualan sebesar Rp460 miliar pada tahun ini. Penjualan SLIS ini dapat disokong oleh salah satu produknya yang jadi kendaraan operasional pesan antar Grab.
Dari segi volume, SLIS menargetkan dapat menjual 27.000 unit sepeda listrik atau meningkat 27,4% dari capaian 2020 yang sebanyak 21.180 unit. Untuk motor listrik, SLIS menargetkan penjualan 3.000 unit, melonjak 400% dari capaian 518 unit pada 2020.
“Untuk produk yang unggul saat ini adalah sepeda listrik dan E-Moped. Tipe ini telah digunakan oleh Grab untuk melakukan pengiriman makanan dan paket melalui aplikasi GrabWheels dan GrabExpress,” ujar Direktur SLIS Wilson Teoh dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 23 Agustus 2021.
- Dian Swastatika Sentosa Milik Grup Sinarmas Tambah Modal Dua Anak Usaha
- Dorong Literasi Digital, Transfer Gaji Asisten Rumah Tangga Kini Bisa Lewat DANA
- Dikabarkan Jadi Unicorn, Blibli Betah di Urutan ke-5 e-Commerce Paling Banyak Dikunjungi Sejak 2019
Wilson mengatakan tren bersepeda yang mencuat sejak tahun lalu juga diharapkan dapat meningkatkan penjualan SLIS. Menurutnya, cukup banyak konsumen yang memilih berkendara dengan sepeda listrik yang membuat produk tersebut dan E-Moped jadi primadona Selis saat ini.
Adapun proyeksi penjualan Rp460 miliar ini lebih tinggi dari pendapatan SLIS pada tahun lalu. Pada 2020, SLIS mencatat pendapatan sebesar Rp411,79 miliar. Jumlah ini turun 10,47% dari pendapatan 2019 yang sebesar Rp459,99 miliar.
Meski menargetkan pendapatan yang meningkat, SLIS memproyeksi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun tipis tahun ini. Laba bersih diproyeksikan sebesar Rp25 miliar, turun tipis 5,52% dari laba tahun lalu yang sebesar Rp26,46 miliar.
Wilson menyebut proyeksi yang turun tipis ini karena SLIS mengambil langkah konservatif untuk memproyeksikan pertumbuhan, namun secara operasional terus akan mencapai target bahkan melebihi yang ditetapkan.
“Dalam situasi ini, khususnya satu bulan terakhir dengan situasi PPKM, langkah-langkah yang diambil adalah memperluas titik penjualan melalui B2C (business-to-consumer) dan B2G (business-to-government),” jelasnya.
Wilson menyebut SLIS menargetkan pembukaan 200 gerai penjualan yang dilengkapi service center di seluruh Indonesia agar dapat menjangkau seluruh daerah pada 2021. Hingga saat ini, SLIS baru memiliki 50 gerai penjualan di seluruh Indonesia.