Dunia

Jadi Presiden Tiga Periode, Xi Jinping Bikin Harta Taipan China Menguap Berjemaah

  • Didapuknya Xi Jinping menjadi Presiden China untuk ketiga kalinya tampaknya menyebabkan sejumlah taipan China garuk kepala.
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

BEIJING - Didapuknya Xi Jinping menjadi Presiden China untuk ketiga kalinya tampaknya menyebabkan sejumlah taipan China garuk kepala. Pasalnya, semenjak tiga periode Jinping diumumkan, para konglomerat China dilaporkan kehilangan uang hingga miliaran Yuan secara kolektif hanya dalam sehari.

Menurut catatan Bloomberg Billionares Index yang diperbaharui secara real time, kekayaan Ke-13 taipan China Menguap hingga US$12,7 miliar atau kisaran Rp197 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS).

Mengutip Insider Rabu, 26 Oktober 2022, penurunan kekayaan terjadi lantaran adanya kekhawatiran tentang prospek pemulihan ekonomi China atas pendekatan top-down Xi Jinping dalam manajemen ekonomi.

Menyusutnya kekayaan para milyarder China juga diperparah dengan terjadinya aksi jual pasar besar-besaran. Aksi ini kemudian yang mengirim indeks saham Hong Kong turun ke posisi terendah dalam 14 tahun terakhir pada hari Senin lalu.

Sebagai informasi, harga saham perusahaan-perusahaan China telah berada di bawah tekanan sejak 2021 lalu lantaran  penguncian sporadis COVID-19. Belum lagi, Pemerintah melakukan tindakan keras pemerintah yang menekankan konsep kemakmuran bersama.

Pandangan ini mengharuskan orang kaya harus berbagi kekayaan mereka dengan orang miskin untuk menciptakan masyarakat yang lebih setara.

Inilah kemudian yang menyebabkan para taipan China  berada di bawah tekanan. Ini semakin diperparah setelah Xi kembali menjabat sebagai orang nomor satu di negeri Tirai Bambu  untuk ketiga kalinya.

Perlu diperhatikan, kabinet pemerintahan Xi Jinping periode ini dilaporkan terisi dengan tokoh yang disebut sebagai loyalis dari partai komunis. Berdasar pendapat analis, ini  menandakan cengkeraman yang lebih ketat dalam mengarahkan ekonomi terbesar kedua di dunia, kata para analis.

"Investor khawatir bahwa Presiden Xi sekarang akan memiliki suara yang lebih besar dalam arah kebijakan, dengan tim kepemimpinan puncak baru dikelilingi oleh para loyalisnya," tulis ahli strategi pasar Yeap Jun Rong seperti dikutip TrenAsia.com.

"Ini menunjukkan bahwa kita mungkin mengharapkan lebih banyak status quo dalam kebijakan ekonomi, yang berarti lebih jauh lagi menambatkan sikap China nol-COVID dan langkah lebih lanjut menuju agenda kemakmuran bersama, " tambahnya.

Top Losers

Dari 13 taipan yang masuk dalam daftar Crazy Rich China, sejumlah konglomerat dilaporkan kehilangan harta dengan jumlah yang cukup signifikan.

Pendiri dan CEO Tencent, Pony Ma misalnya yang menjadi pecundang terbesar dalam kekalahan pasar. Dalam sehari, karena kekayaan  anjlok sebesar Pony Ma menguap sebesar US$2,5 miliar atau Rp38 triliun. Kini kekayaannya tinggal  US$24 miliar atau kisaran Rp373 triliun.

Kerugian Pony Ma sebagian besar disebabkan oleh kerugian dalam harga saham Tencent yang terdaftar di Hong Kong, yang ditutup 11% lebih rendah pada hari Senin pada 207 dolar Hong Kong, atau US$26,4.

Rekan taipan teknologi Pony Ma, Jack Ma  juga sangat terpukul oleh jatuhnya harga saham pada Senin. Pendiri Alibaba ini dilaporkan kehilangan US$1,2 miliar atau kisaran Rp18,6 triliun. Ini membawa kekayaan bersihnya sekarang tinggal   US$29 miliar atau Rp450,7 triliun.

Kemudian  Richard Liu dari JD.com harus menerima penurunan kekayaan bersihnya sebanyak US$1,3 miliar atau kisaran Rp20,2 triliun menjadi US$9 miliar atau Rp139,1 triliun.

Hal serupa terjadi pada orang terkaya China yang merupakan konglomerat air kemasan sekaligus pemegang saham utama farmasi yang terdaftar di Shanghai, Wantai, Zhong Shanshan.  ia harus rela kehilangan kekayaan bersihnya hingga US$ 2,1 miliar atau Rp30,6 triliun  menjadi US$ 60 miliar atau setara Rp932,6 triliun.