Jadi Tuan Rumah WWF, Indonesia Dorong Langkah Konkret Pengelolaan Air
- Indonesia berupaya mendorong langkah nyata untuk pengelolaan air saat menjadi tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Mei 2024. Kegiatan yang bertajuk Water for Shared Prosperity itu bakal diikuti 172 negara di dunia.
Nasional
JAKARTA - Indonesia berupaya mendorong langkah nyata untuk pengelolaan air saat menjadi tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Mei 2024. Kegiatan yang bertajuk Water for Shared Prosperity itu bakal diikuti 172 negara di dunia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dipilih menjadi ketua panitia nasional WWF ke-10. Dalam keterangan resminya, Kamis 10 Agustus 2023, Luhut mengatakan isu air sangat penting untuk masyarakat dunia.
Oleh karena itu, pihaknya ingin WWF berjalan sukses seperti G20 di Indonesia beberapa waktu lalu. “Kami mau forum berjalan seperti G20, sehingga anggota forum dapat merumuskan langkah konkret atas program dan isu-isu yang dibahas. Harapannya ini akan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat dunia,” ujarnya.
- 5 Tanda Anda Memiliki Kondisi Keuangan yang Sehat
- Ingin Hidup Tenang, Ini 5 Panduan Mindfulness untuk Pemula
- Makna Nama Baru Gunung Bawah Laut di Pacitan ‘Jogo Jagad’
Sebagai informasi, WWF merupakan perhelatan Internasional yang diadakan tiga tahun sekali dengan tujuan membahas dan mempromosikan isu-isu terkait air secara global sekaligus forum bertemunya pemangku kepentingan.
Hal itu mencakup pemerintah, organisasi non-pemerintah, ilmuwan, praktisi, dan perwakilan masyarakat sipil, untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan, dan mencari solusi terkait masalah air.
Pemerintah Indonesia dipilih oleh World Water Council pada kesempatan World Water Forum ke 9 di Dakar. "Kita dipilih World Water Forum ke-10 yang nantinya akan diselenggaran di BNDCC Bali pada tanggal 18-24 Mei 2024,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Investasi Kementerian PUPR Dadang Rukmana.
Misi World Water Forum
Forum ini menghadirkan 172 negara dengan misi menyediakan platform bagi semua pemangku kepentingan di bidang air untuk berdiskusi, berbagi ilmu dan pengalaman, serta menciptakan ide-ide konkret dalam pengelolaan dan pengembangan sember daya air yang lebih baik.
Menurut Dadang, misi forum ini di antaranya mendorong pemikiran yang inovatif dalam mengatasi isu dan permasalahan terkini dalam pengelolaan sumber daya air, meningkatkan komitmen dan aksi para pembuat kebijakan dalam pengelolaan serta pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan.
Topik-topik yang dibahas dalam WWF mencakup beragam aspek, seperti pengelolaan sumber daya air, keberlanjutan, akses air bersih dan sanitasi, adaptasi perubahan iklim terhadap sumber daya air, serta isu-isu sosial dan ekonomi yang terkait dengan air.
Di samping itu, forum ini juga memberikan kesempatan bagi setiap negara dan komunitas internasional untuk berkolaborasi dalam mencari solusi konkret untuk permasalahan air yang dihadapi dunia saat ini.
Keuntungan dalam bidang ekonomi, pemerintah Indonesia rencananya akan mengundang 100.000 pengunjung yang terdiri dari komunitas air dari seluruh dunia. Harapannya, Indonesia dapat menjadi bagian dari komunitas yang mendukung perumusan dalam bebagai inovasi dalam pengelolaan sumber daya air.
Peningkatan produksi pangan dan mitigasi bencana khususnya bencana yang terkait dengan air water related disaster yang diharapkan menjadi salah satu rumusan WWF.
Indonesia telah memulai langkah persiapan WWF sejak pertengahan 2022 dengan menerbitkan Kepres Nomor 1 Tahun 2023 tentang Panitia Nasional penyelenggara WWF ke-10 dengan ketua Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
3 Proses World Water Forum
Terdapat tiga proses WWF, yaitu:
- Proses politik untuk mengajak pada pengambil kebijakan, para kepala negara, kepala daerah di dalam proses perumusan kebijakan yang berkaitan dengan air, Indonesia akan mengundang 22 negara, yaitu 9 negara penyelenggara WWF sebelumnya, 10 negara ASEAN, 3 negara sahabat yang akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan COP 28 dan event—event lain yang terkait dengan keairan dan perubahan iklim.
- Proses tematik untuk mengidentifikasi berbagai isu keairan dan mengembangakan rencana aksi dan menfasilitasi implementasinya serta memobilisasi berbagai organisasi dan pakar untuk mengatasi isu-isu yang dikaitkan dengan sub tema dan topik dengan tema besar.
- Proses regional untuk menfasilitasi Kerjasama sub regional seperti, penanganan sumber daya air di Mediterania, Amerika, Asia Pasifik, dan di Eropa itu semua akan ada proses-proses tersendiri yang berujung pada deklarasi Bali.
Untuk menyukseskan gelaran internasional ini, pemerintah akan menggandeng media lokal, nasional, dan internasional. “Kita butuh dukungan dari media lokal, nasional dan media internasional melalui publikasi dan promosi yang intensif di dalam berbagai platform media,” jelas Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo Usman Kansong.