Jadi Tumpuan Pemulihan Ekonomi, Begini Dukungan Regulator terhadap Sektor Keuangan
- Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang menembus 7% year on year (yoy) pada kuartal II-2021 disebut menjadi fundamental yang baik dalam melihat dinamika pada 2022.
Industri
JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyebut ekonomi Indonesia sudah melampaui level pra-pandemi COVID-19. Dirinya optimistis pasar keuangan Indonesia bisa tetap stabil pada momentum konsolidasi fiskal sekaligus tapering off 2022.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang menembus 7% year on year (yoy) pada kuartal II-2021 disebut menjadi fundamental yang baik dalam melihat dinamika pada 2022. Selain itu, herd immunity yang ditargetkan terjadi pada akhir 2021 disebut dirinya semakin mengurangi ketidakpastian ekonomi di Indonesia pada 2022.
“Kita lihat capaian-capaian ekonomi sudah melampaui kontraksi hebat pada tahun lalu, kesiapsiagaan terus kita tingkatkan di momen perbaikan pada tahun depan,” ucap Suahasil dalam sebuah webinar.
Suahasil menyebut sektor keuangan bakal menjadi salah satu fokus untuk memantik pemulihan ekonomi. Dirinya mengatakan tengah berkonsolidasi dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk menurunkan tingkat bunga penjaminan bagi perbankan.
- Kementerian Investasi dan AP II Tawarkan 3 Proyek di Kualanamu ke Swasta
- Pemerintah Siapkan Rp300 Miliar untuk Bangkitkan Industri Film
- Pakar: Penyusunan Kebijakan Industri Hasil Tembakau Harus Dilihat Secara Komprehensif
Selain itu, dukungan terhadap sektor keuangan lain yang digenjot LPS pada 2022 adalah relaksasi batas waktu pembayaran premi penjaminan serta pelanggaran batas waktu pelaporan sata single customer view.
Perbankan, sebagai jantung industri, juga dijaga stabilitasnya melalui perpanjangan restrukturisasi kredit hingga 2023 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini ditujukan agar perbankan tidak harus terus meningkatkan pencadangan serta bisa mulai gencar melakukan ekspansi kredit.
Suahasil bilang, penyaluran kredit juga didorong oleh Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 23/13/PBI/2021 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.
“Tujuannya agar kita bisa pulih bersama, bila ada sektor yang belum bisa pulih bakal terus kita dorong,” papar Suahasil.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan pemantauan terhadap dinamika tapering off terus diantisipasi. Meski ada sinyal pengetatan moneter di Amerika Serikat, Suahasil optimistis nilai tukar rupiah bakal stabil di level Rp14.350 per dolar AS pada 2022.
Target itu sesuai dalam asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022. Adapun target inflasi dalam RUU APBN 2022 dipatok sebesar 3% year on year (yoy).
“Ini yang kita harapkan bisa memberikan dampak pemulihan ekonomi. Kita akan jaga program pemulihan melalui instrumen fiskal dan dukungan dari stakeholder lain,” ucap Suahasil.