Jaga Ketahanan Pangan dan Kesehatan, Ada 4 Fokus Area Global Health Security Programmer
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) resmi meluncurkan Program Ketahanan Kesehatan Global (Global Health Security Programme/GHSP) secara daring, Selasa, 29 Juni 2021. Inisiasi ini dijalankan bersama Badan Pangan dan Pertanian Dunia melalui Emergency Center for Transboundary Animal Diseases (FAO ECTAD) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). “Program ini selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) […]
Industri
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) resmi meluncurkan Program Ketahanan Kesehatan Global (Global Health Security Programme/GHSP) secara daring, Selasa, 29 Juni 2021.
Inisiasi ini dijalankan bersama Badan Pangan dan Pertanian Dunia melalui Emergency Center for Transboundary Animal Diseases (FAO ECTAD) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
“Program ini selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) pemerintah, terutama terkait keamanan pangan dan kesehatan,” ungkap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian Nasrullah dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 Juni 2021.
4 Area Program
Selama empat tahun ke depan, kata dia, program GHSP difokuskan pada empat area. Pertama, kolaborasi multisektor dan pengembangan kebijakan. Kedua, surveilans, laboratorium dan identifikasi risiko.
Kemudian, kesiapsiagaan dan respons penyakit dengan one health, serta terakhir kesehatan unggas nasional dan pengendalian resistansi antimikroba.
Program ini pun diklaim bakal menurunkan risiko zoonosis dan penyakit infeksi. Selain itu, resistansi antimikroba dan ancaman biologis lainnya bisa ditekan. Caranya dengan memperkuat sistem kesehatan hewan Indonesia.
GHS akan mempelajari respons situasi COVID-19 untuk mengasah kemampuan deteksi, kesiapsiagaan, serta respons zoonosis dan penyakit infeksi di Indonesia.
Seperti diketahui, pandemi telah menunjukkan bagaimana wabah penyakit menular memiliki dampak kesehatan, ekonomi, politik, dan social.
Berbagai ancaman pandemi yang berkaitan dengan penyakit zoonosis atau penyakit hewan ini bisa dengan mudah menjangkit pada manusia. Artinya, perhatian terhadap penyakit pada hewan dan ancaman ini harus menjadi prioritas pemerintah di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. (RCS)