<p>Jaringan Pipa Gas PGN / Dok. PT PGN  Tbk</p>
Industri

Jaga Kinerja Subholding Gas, PGN Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi pada PSN

  • PGN sebagai kepanjangan tangan pemerintah tetap berkomitmen dan berupaya optimal menjadi bagian solusi pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui komitmen penyaluran gas bumi ke sektor-sektor yang membutuhkan.

Industri

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai subholding gas serta bagian dari holding minyak dan gas PT Pertamina (Persero) berkomitmen melaksanakan mandat pemerintah untuk mendorong pemanfaatan gas bumi sebagai bisnis utama pendorong kinerja perusahaan dan perekonomian nasional melalui utilisasi gas bumi.

Dalam kondisi pandemi dan tantangan-tantangan global, PGN sebagai kepanjangan tangan pemerintah tetap berkomitmen dan berupaya optimal menjadi bagian solusi pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui komitmen penyaluran gas bumi ke sektor-sektor yang membutuhkan.

Direktur Utama PGN, Suko Hartono menyatakan saat ini pihaknya bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah melakukan upaya menjaga optimalisasi pengaliran gas bumi di semua sektor dengan menjaga dan memitigasi risiko tekanan terhadap kinerja perseroan.

“Diharapkan upaya bersama ini dapat meningkatkan pendapatan (revenue) dan menurunkan risiko dari potensi tekanan kinerja,” ungkapnya melalui keterangan resmi yang diterima TrenAsia.com, Kamis 25 Maret 2021.

Suko menjelaskan, kinerja operasional harus tetap berjalan untuk melakukan pengembangan bisnis dan layanan gas bumi kepada masyarakat.

Upaya yang dilakukan di antaranya penyediaan gas bumi yang efisien untuk pembangkit listrik dan kilang Pertamina, proyek pipanisasi gas bumi, pembangunan infrastruktur LNG, insentif pemanfaatan gas unutilized, serta pembangunan jaringan gas rumah tangga yang masif.

Menurutnya, keandalan gas bumi penting untuk operasional pembangkit listrik agar bisa mendorong pemerataan akses listrik nasional yang efisien.

Atas dasar tersebut, emiten pelat merah berkode saham PGAS ini menjalankan penugasan Keputusan Menteri ESDM No 91.K/2020 dan pembangunan infrastruktur serta gasifikasi untuk PLTD di 52 titik sesuai Kepmen ESDM 13 tahun 2020.

Ia bilang, proyek gasifikasi LNG ke PLTD bakal menyediakan energi listrik yang efisien, serta menjadi peluang bagi PGN untuk memulai pengembangan infrastruktur gas dan perluasan pemanfaatan gas bumi di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur.

Target PGN 2021
Pipa gas PGN / Dok. PGN

Untuk kebutuhan Kilang Pertamina, kata Suko, target pada 2021 ini adalah penyelesaian program Gasifikasi Kilang di Balongan, pelaksanaan proyek pembangunan LNG receiving di Kilang Cilacap untuk PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan pipa dari Senipah ke Balikpapan untuk Kilang Balikpapan.

Saat ini, gasifikasi Kilang Balongan eksisting dipenuhi melalui penyaluran gas dari PT Pertamina EP dan PT Pertamina Hulu Energi. Guna mempertahankan pemenuhan kebutuhan gas di Kilang Balongan, PGN mengintegrasikan penyaluran gas dari sumber tersebut dengan pasokan dari Sumatera Selatan melalui pipa SSWJ dan pipa WJA.

LNG Receiving Terminal Cilacap ditargetkan beroperasi pada semester II-2022 yang akan memenuhi kebutuhan gas di Refinary Unit IV Cilacap. Infrastruktur diklaim dapat menjadi entry point pengembangan pasar ritel LNG di Jawa Tengah bagian Selatan.

Kementerian ESDM dan PGN saat ini juga sedang mengupayakan penambahan pasokan gas ke Pupuk Kujang dari lapangan Sumatera. Alokasi gas PGN yang disalurkan ke Pupuk Kujang sesuai dengan PJBG akan meningkat dari 12 BBTUD menjadi 25 BBTUD pada tahun ini.

Suko menambahkan, saat ini sistem infrastruktur Grup PGN telah terintegrasi, sehingga akan meningkatkan keandalan, efisiensi dan fleksibilitas gas bumi bagi pelanggan di berbagai sektor. Saat ini, PGN juga sedang membangun interkoneksi pipa SSWJ – WJA dan dijadwalkan rampung pada semester I-2021.

“Dengan sistem infrastruktur gas bumi yang terintegrasi akan mendukung persetujuan alokasi gas multi destinasi untuk fleksibilitas pasokan yang diharapkan dapat meningkatkan keandalan dan jaminan pasokan gas bumi dan tentunya mendukung optimalisasi penyerapan permintaan gas bumi,” imbuhnya.

Utilisasi Terminal LNG
Infrastruktur gas milik PGN / Dok. PGN

Di Jawa Bagian Timur, utilisasi terminal LNG Teluk Lamong sudah menunggu untuk mendorong peningkatan kebutuhan energi pascapandemi.

Pembangunan terminal ini mempunyai peran kunci menopang pasokan gas jangka panjang di Jawa Timur, serta pembukaan pasar ritel di Jawa-Bali dan sekitarnya melalui teknologi non pipa.

LNG dapat ditampung di Terminal Teluk Lamong, yang mempunyai fasilitas untuk penjualan ritel. Dengan begitu, LNG bisa langsung mengalir ke konsumen baik melalui jaringan pipa maupun distribusi non pipa melalui truk ISO Tank kepada konsumen ritel.

Selain itu, keberadaan terminal LNG Teluk Lamong diharapkan bisa mempercepat penggunaan energi ramah lingkungan bagi industri pelayaran atau di Program Sapta PGN disebut PGN Sektor Maritim.

Penyerapan gas dalam negeri pun akan dioptimalkan PGN untuk Tujuh Program Gasifikasi Nasional atau Sapta PGN. Salah satunya melayani sektor rumah tangga atau PGN Sayang Ibu.

Tahun ini, PGN tetap berkomitmen menjalankan penugasan membangun jargas melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebanyak 120.776 SR di 21 kota/kabupaten. Sedangkan, jargas mandiri akan dibangun sebanyak 369.224 SR secara bertahap.

Volume niaga gas Subholding Gas diproyeksikan meningkat dari tahun 2020. Hal ini didorong adanya tambahan pelanggan eksisting ataupun pelanggan baru.

Antara lain PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero), Kebutuhan gas untuk sektor pembangkit, gas untuk Kilang Pertamina. Kemudian disusul LNG Retail, dan pertumbuhan pemanfaatan gas di pelanggan eksisting maupun wilayah ekonomi baru.

“Selain upaya di atas, insentif yang sedang diusulkan untuk menjaga kinerja perseroan adalah bagaimana alokasi gas yang tidak termanfaatkan bisa digunakan untuk melayani industri non Kepmen. Dengan begitu, penyerapan gas dapat semakin optimal mendorong perekonomian,” tutur Suko.

Di samping itu, PGN terus berusaha secara maksimal untuk mengoptimalkan portofolio Subholding Gas dalam memberikan kebermanfaatan yang optimal.

Dengan mengelola 96% infrastruktur nasional dan 92% niaga gas bumi nasional, pihaknya yakin akan lebih komprehensif dalam menjalankan mandat maupun berbagai terobosan untuk mempertahankan keandalan dan perluasan akses gas bumi nasional. (SKO)