Jaga Kualitas Udara Kota Pahlawan, Pemkot Surabaya Rutin Lakukan Pemantauan
- Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah berupaya melakukan langkah-langkah beragam untuk memelihara kualitas udara di Kota Pahlawan. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah pelaksanaan pemantauan berkala atas kualitas udara melalui Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien (SPKUA) dan perangkat portabel.
Nasional & Dunia
JAKARTA - Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah berupaya melakukan langkah-langkah beragam untuk memelihara kualitas udara di Kota Pahlawan. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah pelaksanaan pemantauan berkala atas kualitas udara melalui Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien (SPKUA) dan perangkat portabel.
Agus Hebi Djuniantoro, yang menjabat sebagai Kepala DLH Kota Surabaya, menjelaskan bahwa saat ini terdapat tiga buah perangkat pemantau Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang terdapat di Kota Pahlawan. Perangkat tersebut adalah SPKUA Wonorejo dan Kebonsari serta SPKUA Tandes. Dari ketiga perangkat ini, dua diantaranya merupakan kepunyaan Pemkot Surabaya sedangkan sisanya dimiliki oleh pemerintah pusat.
Menurut Hebi, pemantauan kualitas udara ini perlu diperbanyak titik-titiknya. Saat ini Kota Pahlawan hanya memiliki dua alat pemantauan ISPU yaitu di Wonorejo dan Kebonsari, sementara yang ada di Tandes milik pemerintah pusat. Perangkat pemantauan ISPU tersebut juga penting untuk selalu dirawat.
- Setelah F-15EX, Prabowo Borong 24 Helikopter Black Hawk
- Ikuti Perkembangan Zaman, Kemenko PMK Evaluasi UU Pornografi
- Mulai 1 Januari 2024 Beli LPG 3 Kg Wajib Bawa KTP
Perangkat ISPU Air Quality Monitoring System (AQMS) di Stasiun Wonorejo dan Kebonsari menggunakan 5 parameter dalam pengukuran kualitas udara di Kota Surabaya. Parameter yang digunakan yaitu SO2 (sulfur dioksida), No2 (nitrogen dioksida), O3 (ozon), CO (karbon monoksida), dan PM10 (partikulat). Berdasarkan parameter tersebut menunjukkan bahwa mulai Januari hingga 14 Agustus 2023, data ISPU hari baik sebanyak 58 dan hari sedang sebanyak 168.
Berbeda dengan ISPU AQMS di Stasiun Tandes yang menggunakan 7 parameter pengukuran udara yaitu SO2 (sulfur dioksida), NO2 (nitrogen dioksida), O3 (ozon), CO (karbon monoksida), HC (hidrokarbon), PM10 dan PM2.5 (partikulat). Berdasarkan atas parameter tersebut, diketahui bahwa mulai Januari hingga 17 Agustus 2023, data ISPU hari baik sebanyak 129 dan hari sedang sebanyak 100.
Selain memanfaatkan perangkat stasiun pemantauan udara, Hebi menyatakan rencana penambahan peralatan pemantauan udara portable yang akan ditempatkan di beberapa titik di Kota Surabaya. Nantinya, alat tersebut akan disebar di mana data hasil pemantau udara portable itu akan dianalisis dan dibandingkan dengan ISPU untuk pengkajian lebih lanjut.
Akan tetapi, menurut Hebi ada yang lebih penting dari alat pemantauan kualitas udara, yaitu perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menunda bepergian pada jam tertentu. Misalnya, bepergian di Jalan Ahmad Yani pada jam tertentu bisa meningkatkan risiko masyarakat terkena polusi udara. Oleh karena itu, perlu diimbau untuk memakai masker ketika berkendara menggunakan kendaraan bermotor.
- Berencana Pindah ke Bali? Berikut 5 Rekomendasi Kawasan Terbaik untuk Tinggal
- 6 Rekomendasi Wisata Populer di Magelang
- Kelola Limbah Pertanian, Pabrik Biogas (CBG) Mulai Dibangun di Lombok
Tidak hanya itu, Hebi menyarankan kepada warga Surabaya untuk menanam tumbuhan apalagi yang rumahnya dekat dengan tepi jalan. Tumbuhan yang dinilai ampuh menyerap polusi udara yaitu tumbuhan jenis Sansevieria atau Lidah Mertua.