Ilustrasi Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) untuk membiayai APBN / Infografis: Deva Satria
Pasar Modal

Jaga Profitabilitas Jadi Alasan Perbankan Getol Beli Surat Berharga Negara

  • JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkap upaya perbankan menjaga profitabilitas di tengah lesunya penyaluran kred
Pasar Modal
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkap upaya perbankan menjaga profitabilitas di tengah lesunya penyaluran kredit pada tahun ini. Dalam menjaga profitabilitas, Wimboh  melihat perbankan melirik instrumen yang minim risiko seperti Surat Berharga Negara (SBN).

“Perbankan cenderung memiliki SBN di masa pandemi ini,” ungkap Wimboh dalam media briefing, Senin, 9 Agustus 2021.

Menurut data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), penyaluran dana bank umum ke SBN per Mei 2021 mengalami peningkatan 35,4% year on year (yoy). Dana bank yang mengendap di SBN naik dari Rp1.175,07 triliun menjadi Rp1.592,12 triliun.

Di sisi lain, kinerja kredit masih mengalami perlambatan karena pandemi COVID-19. Data Bank Indonesia (BI) menyebut penyaluran kredit per Juni 2021 baru tumbuh 0,4% yoy.

Imbal hasil atau yield SBN sepanjang semester I-2021 ini pun cenderung mengalami pergerakan yang lambat. Meski begitu, faktor risiko disebut Wimboh menjadi alasan kuat perbankan lebih memilih SBN.

Padahal, yield obligasi korporasi mengalami pertumbuhan yang lebih pesat sepanjang semester I-2021.Menurut data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), terdapat selisih yang cukup jauh antara dua instrumen surat utang tersebut Yield  obligasi berhasil tumbuh 4,84% pada semester I-2021. Capaian itu jauh mengungguli obligasi negara yang hanya merayap 0,96% saja selama enam bulan pertama tahun ini