<p>Ilustrasi merger Gojek dan Tokopedia / Repro</p>
Korporasi

Jajaran Start Up Unicorn Asli Indonesia Siap Jual Saham Lewat IPO di Amerika

  • Beberapa perusahaan rintisan (start up) yang beroperasi di Indonesia seperti perusahaan hasil merger Gojek-Tokopedia, dan Traveloka berencana membuka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Amerika Serikat (AS) pada 2021.

Korporasi
Mochammad Ade Pamungkas

Mochammad Ade Pamungkas

Author

JAKARTA – Beberapa perusahaan rintisan (start up) yang beroperasi di Indonesia seperti perusahaan hasil merger Gojek-Tokopedia, dan Traveloka berencana membuka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Amerika Serikat (AS) pada 2021.

1. Tokopedia-Gojek

Mengutip dari laman Reuters, Tokopedia berencana membuka IPO lebih dari US$$1 miliar atau sekitar Rp14,4 triliun (asumsi kurs Rp14.413 per dolar AS) di Indonesia dan AS pada 2021.

Rencana Tokopedia tersebut, bertujuan untuk membantu perusahaan dalam membuka keran investor asal Amerika Serikat sekaligus memperkuat posisinya di Indonesia.

Dikutip dari Tech in Asia, Tokopedia pada Selasa, 9 Maret 2021, menggabungkan perusahaan (merger) dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) senilai US$35 miliar-US$40 miliar atau sekitar Rp504 triliun-Rp576 triliun.

Kedua perusahaan rintisan tersebut sepakat untuk mendaftarkan entitas gabungannya di Indonesia dan AS. Kedua start up berstatus decacorn dan unicorn itu berencana menjadikan Indonesia sebagai digital powerhouse atau sumber daya internet.

Dilansir dari Daily Alts, hal tersebut membuat Grab gagal merger dengan perusahaan teknologi yang didirikan oleh Nadiem Anwar Makarim tersebut.

Kegagalannya tersebut, membuat Grab Holding Inc., mempertimbangkan untuk membuka keran IPO di AS dengan nilai US$2 miliar setara dengan Rp28,8 triliun.

2. Traveloka
Logo Traveloka. / Dok. Traveloka

PT Trinusia Travelindo (Traveloka) juga tak mau ketinggalan. Perusahaan rintisan di sektor biro perjalanan itu mempertimbangkan membuka penawaran publik melalui perusahaan akuisisi bertujuan khusus (Special Purpose Acquisition Company/SPAC)..

Dilansir dari Nikkei Asia, SPAC adalah perusahaan “cek kosong” di mana sponsor meningkatkan modal melalui listing atau atau sebutan lain IPO.

Suatu perusahaan yang terdaftar di SPAC akan dicarikan perusahaan lain untuk di merger serta menawarkan cara untuk go public lebih cepat daripada IPO secara tradisional.

Menurut CEO Traveloka, Ferry Unardi metode SPAC dirasa lebih efisien dalam segi waktu dan pertumbuhan bagi perusahaan yang masih berkembang.

“Perusahaan ini pertama tama akan listing di AS kemudian Indonesia” ujar Unardi.

Tidak hanya Traveloka, dikutip dari Bloomberg, Grab juga berencana untuk membuka IPO melalui SPAC, setelah dianjurkan oleh JP Morgan Chase & Co dan Morgan Stanley.

3. Bukalapak
Ilustrasi Bukalapak / Facebook @bukalapak

Perusahaan e-commerce Indonesia yang didukung Microsoft Corp, Bukalapak, berencana mencatatkan saham perdana IPO di bursa saham Amerika Serikat melalui perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC).

Platform e-commerce itu bekerja sama dengan bank investasi dalam rencana itu dan sedang dalam pembicaraan awal dengan beberapa perusahaan cek kosong.

Mengutip Bloomberg pada Selasa, 2 Maret 2021, valuasi marketplace itu diperkirakan bisa mencapai US$4 miliar hingga US$5 miliar atau setara dengan Rp56 triliun hingga Rp70 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS) dalam potensi merger SPAC. (SKO)