Delsa Solorzano, Calon dari Partai Encuentro Ciudadano
Dunia

Jaksa Agung Venezuela Selidiki Ancaman Pembunuhan Calon Presiden

  • Jaksa Agung Venezuela memulai penyelidikan atas ancaman kematian terhadap seorang kandidat presiden, Delsa Solorzano, pada Minggu 13 Agustus 2023.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Jaksa Agung Venezuela memulai penyelidikan atas ancaman kematian terhadap seorang kandidat presiden, Delsa Solorzano, pada Minggu 13 Agustus 2023. Venezuela mengalami peningkatan kekhawatiran akan kekerasan politik usai pembunuhan calon presiden Ekuador Fernando Villavicencio beberapa waktu lalu.  

Jaksa Agung Tarek Saab melalui platform media sosial X (Twitter) menyatakan Jaksa Hak Asasi Manusia telah ditugaskan untuk menyelidiki ancaman terhadap Delsa Solorzano, seorang calon presiden yang bersaing dalam pemilihan primer oposisi pada bulan Oktober.

Dilansir dari Reuters, Senin, 14 Agustus 2023, pemilihan primer oposisi bertujuan untuk memilih seorang perwakilan utama yang akan berhadapan dengan kelompok sosialis yang dipimpin oleh Presiden Nicolas Maduro dalam pemilihan umum tahun depan.

Solorzano, kepala partai Citizen Encounter, mengatakan ancaman kematian yang penuh hinaan dikirim padanya melalui akun Facebook, dan di platform X. Dia memposting tangkapan layar yang tampaknya menunjukkan pesan yang dikaitkan dengan kelompok pemberontak National Liberation Army (ELN) dari Kolombia yang mengancam akan membunuhnya.

Pekan lalu, Presiden Kolombia Gustavo Petro dan ELN, sebuah kelompok Marxis yang telah melawan pemerintah Kolombia selama beberapa dekade, memulai gencatan senjata selama enam bulan sebagai bagian dari upaya untuk mengakhiri konflik mereka.

Putaran pembicaraan berikutnya antara pemerintahan Petro dan perwakilan ELN diharapkan akan dimulai di Caracas pada hari Senin 14 Agustus 2023. Pesan yang diposting Solorzano juga menyebutkan kandidat presiden Ekuador yang tewas, Fernando Villavicencio, yang ditembak mati pekan lalu di Quito. 

Dalam unggahannya, Solorzano mengutip “kejadian-kejadian serius yang baru-baru ini terjadi di Ekuador” sebagai dorongan baginya untuk berbicara.