Jangan Beli GeNose Lewat Situs Belanja Online
YOGYAKARTA-Alat skrining Covid-19 karya UGM, GeNose C19 secara resmi akan digunakan pemerintah di sejumlah tempat seperti stasiun dan terminal bus. Alat itupun mulai mendapat ketenaran. Seusai memperoleh izin edar dan dipasarkan, GeNose mulai muncul di situs penjualan online. Apakah ini legal? Lalu apa komentar UGM? “Di sana terlihat GeNose dijual dengan harga beragam. Ada yang […]
Nasional & Dunia
YOGYAKARTA-Alat skrining Covid-19 karya UGM, GeNose C19 secara resmi akan digunakan pemerintah di sejumlah tempat seperti stasiun dan terminal bus. Alat itupun mulai mendapat ketenaran.
Seusai memperoleh izin edar dan dipasarkan, GeNose mulai muncul di situs penjualan online. Apakah ini legal? Lalu apa komentar UGM?
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Di sana terlihat GeNose dijual dengan harga beragam. Ada yang 75, 80 bahkan 90 juta,”papar Dr Hargo Utomo, MBA., Direktur Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM sebagaimana dikutip dari laman resmi UGM Rabu 3 Februari 2021.
Hargo menegaskan distribusi GeNose sudah dikelola oleh PT Swayasa Prakarsa. Saat ini telah ada tiga distributor resmi GeNose C19 dan menyusul 3 distributor lainnya. Hargo juga menjelaskan Harga Eceran Tertinggi (HET) GeNose sebesar Rp 62 juta per unit (sebelum dikenakan pajak). “Harganya sudah ditentukan dan tidak diperbolehkan menjual di atas harga tersebut,”tegas Hargo.
Untuk itu Hargo berharap agar masyarakat berhati-hati dan waspada dengan tawaran untuk membeli GeNose selain melalui distributor resmi yang ditunjuk. Saat ini, GeNose juga belum ditawarkan melalui situs belanja online.
Hargo yang juga mewakili UGM Science Techno Park menambahkan pemasaran GeNose C19 saat ini diprioritaskan untuk penanggulangan Covid-19 pada layanan kesehatan, rumah sakit, layanan publik, pemerintahan, sekolah, pesantren, kampus dan perusahaan/industri. “Dalam tahap ini belum diprioritaskan untuk skala rumah tangga atau perseorangan,”katanya.
100.000 Kali Tes
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan satu unit GeNose C19 mampu melakukan 100.000 kali tes untuk skrining COVID-19.
Alat skrining yang memanfaatkan kecerdasan artifisial itu mampu mendeteksi seseorang yang baru dua hari terpapar COVID-19, sedangkan tes PCR atau rapid antigen belum mampu mendeteksi pada periode yang sama.
“Membutuhkan waktu kurang dari 3 menit para penumpang untuk mengetahui hasilnya dan yang tidak kalah penting adalah masalah harga pengetesan, harga total dari mesinnya itu sekitar Rp60 juta tetapi bisa dipakai untuk 100.000 kali tes jadi artinya sangat memudahkan penumpang untuk bergerak tanpa memberatkan tentunya uang yang harus dikeluarkan,” kata Menristek dalam kunjungannya ke Stasiun Pasar Senen Jakarta Rabu 3 Februari 2021.
Menristek dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan melakukan kunjungan kerja ke Stasiun Pasar Senen dalam rangka pemberlakuan layanan GeNose C19. Penerapan tes menggunakan GeNose di Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Yogyakarta akan diberlakukan mulai 5 Februari 2021. Setelah itu akan diimplementasikan di bandara.