Perfeksionis.jpg
Gaya Hidup

Jangan Dibiarkan, Ini Bahaya Sifat Perfeksionis pada Anak

  • Anak perfeksionis biasanya akan merasa tidak puas dengan pencapaian yang tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Lantaran ketidakpuasan tersebut, anak perfeksionis bahkan akan cenderung menampakkan emosi negatif seperti marah atau bahkan menangisi kegagalan.
Gaya Hidup
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

JAKARTA- Perilaku perfeksionis pada anak biasanya dianggap sebagai sifat bawaan lahir yang wajar dimiliki beberapa anak ketika lahir.

Anak  perfeksionis biasanya akan merasa tidak puas dengan pencapaian yang tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Lantaran ketidakpuasan tersebut, anak perfeksionis bahkan akan cenderung menampakkan emosi negatif seperti marah atau bahkan menangisi kegagalan.

Meski bagi beberapa orang sikap perfeksionis adalah hal wajar yang timbul sejak lahir, nyatanya memiliki sikap perfeksionis berdampak buruk bagi kehidupan anak. Jika dibiarkan, hal ini akan memiliki konsekuensi dalam jangka panjang.

Mengutip laman Verywell Family , Sabtu, 6 Mei 2023, peneliti mengidentidikasi sikap perfeksionis anak menjadi tiga jenis. Pertama, Perfeksionis berorientasi pada orang lain. Sikap ini  biasanya dilakukan dengan menetapkan standar yang tidak realistis untuk orang lain

Kedua adalah sikap perfeksionis yang berorientasi pada diri sendiri. Biasanya, orang yang memiliki sikap perfeksionis jenis ini menaruh harapan yang tidak realistis untuk diri mereka sendiri

Kemudian ketiga adalah perfeksionis yang ditentukan secara sosial. Sikap ini ditandai dengan percaya orang lain, seperti orang tua atau pelatih dan pemilik sikap perfeksionis jenis ini biasanya memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap mereka.

Sejumlah ilmuwan berpendapat bahwa sift perfeksionis anak yang berlebihan tak akan membawa dampak baik bagi anak. Alih-alih membawa mereka ke puncak kesuksesan, efek dari sikap perfeksionis dipercaya akan membuahkan hasil yang buruk.

Adapun dampak buruk pertama dari sikap perfeksionis yang dimiliki anak adalah adanya kecemasan membuat kesalahan sehingga ada kemungkinan mencegah beberapa anak perfeksionis untuk berhasil . Ketakutan mereka akan kegagalan dipercaya bisa mencegah mereka mencoba hal-hal baru.

Selain itu, anak-anak  perfeksionis seringkali menutupi rasa sakit dan kegalauan mereka. Mereka merasa harus tampil sempurna di luar. Akibatnya, banyak dari mereka yang diam-diam menderita ketika masalah muncul.

Masalah selanjutnya, anak perfeksionis  memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Alasannya, sikap perfeksionis akan mendorong anak untuk menghindari kesalahan.

Hal tersebut membuat mereka berada di bawah tekanan tingkat tinggi sepanjang waktu. Buntutnya, terlalu banyak stres bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan emosional seseorang.

Terakhir, sikap perfeksionis dapat menyebabkan masalah kesehatan mental . Perfeksionis mungkin berisiko lebih tinggi mengalami depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.