Jangan Kaget Kalau Bitcoin Jatuh setelah Tahun 2025, Ini Alasannya
- Untuk diketahui, pada perdagangan Kamis, 14 Maret 2024 pukul 14.05 WIB, Bitcoin menembus harga tertinggi sepanjang masa alias ATH di angka US$73.646 atau setara dengan Rp1,14 miliar dalam asumsi kurs Rp15.582 perdolar Amerika Serikat (AS).
Fintech
JAKARTA – Walaupun aset kripto Bitcoin (BTC) mencapai All Time High (ATH) bahkan di waktu yang lebih cepat dari perkiraan, namun cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar terbesar ini diprediksi dapat turun lagi nilainya setelah tahun 2025.
Untuk diketahui, pada perdagangan Kamis, 14 Maret 2024 pukul 14.05 WIB, Bitcoin menembus harga tertinggi sepanjang masa alias ATH di angka US$73.646 atau setara dengan Rp1,14 miliar dalam asumsi kurs Rp15.582 perdolar Amerika Serikat (AS).
Sebagaimana diketahui, kenaikan Bitcoin ke level ATH ini didukung oleh sentimen positif dari disetujuinya produk exchange traded fund (ETF) Bitcoin Spot di Amerika.
Selain itu, melonjaknya Bitcoin juga dipengaruhi oleh periode halving Bitcoin yang akan berlangsung tahun ini, yang mana diperkirakan akan jatuh pada bulan April 2024.
- Bikin Biaya Bengkak, Kebijakan HGBT Gerus Laba PGN
- Mau Mudik Gratis Bareng Dahana, Ini Daerah Tujuan dan Cara Mendaftarnya
- Makin Nyaman, KA Ekonomi Gaya Baru Malam Selatan Kini Gunakan Rangkaian New Generation
Meskipun ATH saat ini disambut oleh investor kripto dengan respon positif, apalagi nilainya lebih tinggi sekitar 10% dari ATH sebelumnya yang ditembus pada November 2021, namun perlu diingat bahwa setelah aset kripto ini mencetak harga tertinggi sepanjang masa pada tiga tahun yang lalu itu, Bitcoin mengalami kemerosotan selama tahun 2022 dan 2023.
Bahkan, pada kurun waktu dua tahun tersebut, Bitcoin bahkan sempat ambles hingga ke kisaran US$16.000-an (Rp249 jutaan) menjelang akhir tahun 2022. Lantas, apakah setelah menembus ATH baru ini Bitcoin akan kembali anjlok seperti yang pernah terjadi sebelumnya?
Chief Compliance Officer (CCO) Reku, Robby, mengatakan bahwa berbeda dengan ATH sebelumnya, kali ini Bitcoin bisa menembus harga tertinggi sepanjang masa sebelum memasuki periode halving.
Padahal, jika meninjau pada keberhasilan Bitcoin di akhir 2021, ATH aset kripto ini baru bisa ditembus setelah melewati periode halving di tahun 2020.
Menurut Robby, pencapaian ATH Bitcoin pada tahun 2024 ini datang lebih cepat karena adanya sentimen positif dari ETF yang disetujui sebelum periode halving. Selain itu, suku bunga bank sentral AS alias The Federal Reserve (The Fed) yang diprediksi akan mulai dipangkas dalam waktu dekat pun menjadi faktor yang mempercepat kenaikan harga Bitcoin.
Robby pun memberikan pandangannya terkait siklus kenaikan Bitcoin jika berkaca pada tren harganya secara historis. Dengan berkaca pada ATH sebelumnya, Robby memperkirakan Bitcoin masih berpotensi mencetak ATH baru lagi, setidaknya hingga 2025.
Potensi tersebut diproyeksikan dengan mengingat kecenderungan Bitcoin yang naik pesat setelah periode halving seperti yang terjadi pada tahun 2021. Nantinya, setahun setelah itu, nilai Bitcoin akan mengalami penyusutan dan bisa jadi terjadi secara besar-besaran.
- IHSG Menguji 7.403, Saham AKRA, BIRD, MBMA dan TLKM Menarik Disimak
- IHSG Menguat Terbatas, Saham ERAA, BMRI dan EXCL Layak Diburu
- Suspensi Dibuka, Saham Jasa Prima (KARW) Langsung Ngebut Segini
“Setelah (ATH) itu, biasanya (Bitcoin) akan masuk ke winter season, yang mana itu jatuhnya nanti pada tahun 2026 dan 2027 sebelum masuk ke periode halving lagi di 2028,” kata Robby kepada TrenAsia seusai acara "Ngabuburit Bahas Prospek Investasi Saat Ramadan" yang diselenggarakan Reku di Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024.
Dengan kata lain, jika menilik kinerja Bitcoin secara historis, aset kripto ini memang biasanya akan naik pesat di momentum yang mendekati periode halving, baik itu sebelum maupun sesudahnya.
Setelah itu, Bitcoin berpotensi untuk merosot atau seperti yang disebutkan oleh Robby sebagai fase winter season sebelum nantinya bisa meroket lagi saat memasuki periode halving. Bahkan, bisa jadi di periode halving berikutnya, Bitcoin akan naik lebih tinggi dan mencetak ATH baru.