Mengoper makanan dengan sumpit. (tsunagujapan)
Sains

Jangan Remehkan, Menunda Makan Berisiko Tingkatkan Depresi dan Kecemasan

  • Para peneliti menduga pengaruh waktu makan terhadap kesehatan mental berhubungan dengan gangguan ritme sirkadian yang dapat mempengaruhi metabolisme dan suasana hati.

Sains

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA -  Pola makan ternyata memiliki kaitan erat dengan kesehatan mental, terutama bagi para pekerja dengan sistem shift. 

Fakta tersebut terkuak dalam sebuah jurnal penelitian dengan judul “Jama Network”. Penelitian ini juga mengungkap kebiasaan menunda waktu makan dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 22.617 kru penerbangan yang bekerja dengan sistem shift. Peneliti menganalisis jadwal makan para peserta dan membandingkannya dengan hasil skrining kesehatan mental mereka. 

Hasilnya menunjukkan interval makan lebih dari 12 jam dan responden yang sering menunda waktu makan lebih beresiko mengalami peningkatan risiko gangguan mental.

Pekerja shift harian yang makan malam setelah pukul 20.00 menghadapi risiko depresi dua kali lipat dan kecemasan 78% lebih tinggi dibanding rekan kerja mereka yang makan lebih awal. Sementara itu, sarapan setelah pukul 09.00 diketahui memicu peningkatan risiko depresi sebesar 73% dan kecemasan 79%.

Menariknya, studi ini juga mengungkap pembatasan waktu makan dalam rentang 12 jam per hari dapat menurunkan risiko kecemasan sebesar 16% dan depresi 19%.

Para peneliti menduga pengaruh waktu makan terhadap kesehatan mental berhubungan dengan gangguan ritme sirkadian yang dapat mempengaruhi metabolisme dan suasana hati.

Studi ini menegaskan urgensi pola makan teratur bagi kesehatan mental, terutama bagi pekerja dengan jadwal tidak menentu. Diperlukan kebijakan yang mendukung kesejahteraan pekerja shift untuk memitigasi risiko gangguan mental akibat pola makan yang terganggu.

Sarapan Penting Bagi Metabolisme

Melewatkan sarapan dapat berdampak negatif pada tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Sarapan menyediakan energi yang dibutuhkan untuk memulai hari. Tanpa sarapan, kadar gula darah bisa menurun, menyebabkan penurunan konsentrasi dan produktivitas. 

Selain itu, kebiasaan menunda sarapan juga berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung akibat perubahan metabolisme, tekanan darah, dan kolesterol. Melewatkan sarapan juga dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti maag, serta meningkatkan keinginan untuk makan berlebihan di waktu makan berikutnya, yang berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan. 

Selain itu, tubuh yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup di pagi hari dapat mengalami kelelahan dan mood yang buruk sepanjang hari. Studi juga menunjukkan bahwa kebiasaan menunda sarapan dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes tipe 2.

Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan tubuh, sangat penting untuk selalu mengonsumsi sarapan yang seimbang dan bergizi setiap pagi.