Jangan Salah, Ini Perbedaan Kurang Darah dan Darah Rendah
Gaya Hidup

Jangan Salah, Ini Perbedaan Kurang Darah dan Darah Rendah

  • JAKARTA – Bagi kebanyakan orang, istilah kurang darah dan darah rendah barangkali akan sama. Nyatanya masih banyak yang sering keliru mengindikasi gejala kurang darah dan darah rendah. Sangat diwajari jika banyak yang tidak bisa membedakan kedua penyakit ini karena dari nama saja sudah terdengar sama dan keduanya memiliki kemiripan seperti pusing, lemas, mual hingga muntah. […]

Gaya Hidup

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Bagi kebanyakan orang, istilah kurang darah dan darah rendah barangkali akan sama. Nyatanya masih banyak yang sering keliru mengindikasi gejala kurang darah dan darah rendah.

Sangat diwajari jika banyak yang tidak bisa membedakan kedua penyakit ini karena dari nama saja sudah terdengar sama dan keduanya memiliki kemiripan seperti pusing, lemas, mual hingga muntah.

Di balik kemiripannya, faktanya  darah rendah dan kurang darah adalah dua penyakit yang berbeda. Penyebab penyakit ini pun juga berbeda. Dalam dunia medis, darah rendah disebut hipotensi atau tekanan darah rendah, sedangkan untuk kurang darah disebut anemia. Berikut adalah penjelasan mengenai anemia dan hipotensi, dilansir dari Beautynesia (02/02).

Anemia

Anemia atau kurang darah adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang bertugas membawa oksigen yang cukup ke seluruh jaringan tubuh. Kurang darah adalah kelainan darah yang umum terjadi di masyarakat.

Terdapat beberapa jenis penyakit kurang darah atau anemia, jenis ini tergantung pada penyebabnya. Akan tetapi, gejala umum yang biasanya menyerang penderita kurang darah adalah sakit kepala, nyeri dada, dan kulit pucat. Gejala tersebut bisa terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dan bisa digolongkan dari mulai yang ringan hingga berat.

Penyebab anemia atau kurang darah merupakan akibat dari kurangnya nutrisi dalam tubuh, seperti zat besi dan vitamin B-12 dan folat. Selain itu, kurang darah juga bisa terjadi akibat perdarahan yang terus-menerus, sehingga tubuh mengeluarkan banyak sel darah merah dalam tubuh.

Anemia terjadi ketika ada penurunan jumlah sel darah merah yang terkandung dalam tubuh. Sel darah merah ini memiliki fungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, sehingga jumlah sel darah merah yang rendah menunjukkan rendahnya jumlah oksigen dalam darah.

Ketika darah dalam kondisi tidak punya cuku sel darah merah, proses sirkulasinya akan memiliki efek negatif pada keseimbangan antara produksi dan penghancuran sel darah merah, yang berakhir dengan terjadinya anemia. 

Penanganan anemia sendiri bergantung pada penyebabnya. Jika Anda mengalami anemia karena kekurangan zat besi, vitamin B12 dan asam folat, cara yang tepat untuk menanganinya adalah dengan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat-zat tersebut, misalnya sayuran hijau dan kacang-kacangan.

Hipotensi

Hipotensi atau darah rendah adalah suatu kondisi saat tubuh memiliki tekanan darah di bawah angka normal. Tekanan darah diukur berdasarkan kekuatan aliran darah yang dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh melalui arteri.

Dalam proses pemompaan darah dikenal istilah sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah proses masuknya aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan proses aliran darah kembali ke jantung disebut dengan tekanan diastolik. 

Anda disebut mengalami kondisi darah rendah, ketika angka tekanan darah menunjukkan angka sistolik dan diastolik di bawah 90/60. Seharusnya, dalam keadaan normal tekanan darah orang dewasa adalah sekitar 120/80 mmHg.

Gejala yang sering dialami penderita hipotensi adalah pusing, pingsan, mual, kelelahan, dan depresi. Jika dibiarkan terus menerus, hipotensi dapat mengancam jiwa seseorang, tekanan darah rendah dapat menyebabkan kerusakan jantung dan otak akibat tidak cukupnya darah yang mengalir ke otak.

Penyebab darah rendah atau hipotensi dapat mencakup beberapa faktor, seperti kehamilan, masalah atau kegagalan katup jantung, dehidrasi atau kekurangan vitamin B-12 dan asam folat yang menyebabkan tubuh tidak menghasilkan cukup sel darah merah.

Penanganannya juga berbeda-beda, tentunya disesuaikan dengan penyebab hipotensi itu sendiri. Minum banyak air putih dapat menangani hipotensi akibat dehidrasi. Anda juga perlu mengurangi tingkat stress dan beristirahat yang cukup agar hipotensi dapat cepat pulih.