Jangan Sepelekan! Simak Cara Pencegahan dan Penanganan Cacar Monyet
- Dunia kesehatan menghadapi cobaan yang berat di akhir tahun 2019 menuju tahun 2020 dan sampai 2 tahun setelahnya.
Nasional
JAKARTA – Belum selesai dengan COVID-19, dunia kembali harap-harap cemas dengan berbagai penyakit yang mewabah di mana-mana.
Terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menetapkan wabah cacar monyet (monkeypox) sebagai darurat kesehatan global.
Hanya dalam waktu dua bulan, telah mencatat lebih dari 16.000 kasus di 75 negara non-endemik. Dua pertiga dari jumlah tersebut dilaporkan di wilayah Eropa.
Di Indonesia baru-baru ini diumumkan melalui Kementerian Kesehatan ada seorang warga dari Pati, Jawa Tengah yang terdeteksi suspek cacar monyet (monkeypox) dan tengah menjalani isolasi di rumah sakit setempat.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar mengkonfirmasi bahwa pasien tersebut mengalami gejala demam, bercak merah di kulit, hingga pusing tanpa memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.
Namun setelah di tes melalui polymerase chain reaction (PCR), dinyatakan negatif cacar monyet.
Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban angkat bicara terkait hal ini.
Ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit ini. Karena menurutnya kemungkinan besar, penyakit ini sudah masuk ke Indonesia, namun belum terdeteksi.
Tapi ada beberapa fakta penting bagi anda agar terhindar dari disinformasi maupun misinformasi yang beredar mengenai cacar monyet, dan berikut faktanya:
1. Cacar monyet (monkeypox) berbeda dengan cacar dan cacar air
Infeksi cacar monyet sangat jauh berbeda dengan cacar maupun cacar air. Meskipun gejalanya ada kemiripan, namun hal ini berbeda secara klinis.
Cacar monyet lebih disebabkan kepada virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Ini merupakan virus DNA untai ganda berselubung yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dari famili Poxviridae.
Masa inkubasi virus ini berkisar dari 5-21 hari dengan karakter infeksi berupa kelenjar getah bening membengkak. Hal ini dapat menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang yang sehat melalui sekresi pernapasan, lesi kulit, atau benda yang terkontaminasi.
Lalu ada juga beberapa gejala khas cacar monyet seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, sakit punggung, hingga kelelahan.
2. Cacar monyet bukan penyakit infeksi menular seksual
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (Perdoski) menyampaikan bahwa cacar monyet tidak masuk dalam kelompok infeksi menular seksual.
Walaupun kasusnya banyak terjadi pada populasi hubungan sejenis, namun WHO menekankan bahwa risiko cacar monyet tidak terbatas pada pria yang berhubungan seks dengan pria. Siapa pun yang memiliki riwayat kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi, memiliki risiko tertular yang sama.
3. Pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Menurut Ketua Satgas Monkeypox PB IDI, Hanny Nilasari mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan juga sehat, demi mengurangi risiko penularan penyakit menular seperti cacar monyet yang sedang melanda dunia.
Khusus agar terhindar dari infeksi cacar monyet, Hanny mengingatkan agar masyarakat menghindari kontak langsung dengan hewan penularnya, seperti hewan pengerat, marsupial, primate nonmanusia, baik mati dan juga hidup.
Tapi jika anda merasa memiliki gejala dari cacar monyet, anda bisa melakukan hal-hal berikut:
- Tetaplah terhidrasi, makan-makanan yang baik dan istirahat yang cukup. Lalu konsumsi obat-obatan bila terasa nyeri dan demam bila diperlukan.
- Bila muncul ruam, anda perlu perhatikan hal berikut di antaranya:
- Jangan menggaruk ruam tersebut.
- Bersihkan tangan anda sebelum dan sesudah menyentuh benda apapun.
- Biarkan ruam yang nampak tetap kering dan tidak tertutup
- Biarkan ruam bersih dengan cairan sterilisasi
- Untuk wilayah sekitar mulut, anda bisa kumur-kumur menggunakan air garam
- Mandilah dengan air hangat ditambah sedikit campuran baking soda
- Konsumsi paracetamol bila terjadi gejala lanjutan bila diperlukan
3. Langkah berikutnya adalah menjaga kesehatan mental atau pikiran anda dengan cara:
- Lakukan hal yang anda suka, dan membuat anda nyaman.
- Tetap terhubung dengan dunia luar dengan konsumsi informasi yang membuat anda relaks
- Lakukan pemanasan agar badan anda tidak terasa kaku
- Minta bantuan kepada dokter, profesional, teman, keluarga bila sangat diperlukan.