Jangan Tunda Investasi Properti
JAKARTA – Properti adalah jenis investasi yang tertua dan terlama di dunia. Pemikiran orangtua zaman dulu itu sederhana saja, beli tanah atau sawah. Saat butuh uang untuk kuliah anak, tanah itu dijual. Persiapannya sudah ada, tidak perlu lagi mencari pinjaman ke sana ke mari. Properti pun bisa diturunkan ke anak kalau kita tidak ingin memakainya. […]
Gaya Hidup
JAKARTA – Properti adalah jenis investasi yang tertua dan terlama di dunia.
Pemikiran orangtua zaman dulu itu sederhana saja, beli tanah atau sawah. Saat butuh uang untuk kuliah anak, tanah itu dijual.
Persiapannya sudah ada, tidak perlu lagi mencari pinjaman ke sana ke mari.
Properti pun bisa diturunkan ke anak kalau kita tidak ingin memakainya. Contohnya, rumah bisa diserahkan saat anak dewasa atau diwariskan. Bisa juga disewakan.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dari tahun ke tahun harga properti terus meningkat, apalagi jika lokasinya strategis. Sebagai contoh kawasan Serpong.
Delapan tahun lalu harga rumah dengan dua kamar tidur Rp 350 juta. Kini harganya melambung menjadi Rp 1 miliar. Bayangkan berapa harga rumah itu 10 tahun mendatang!
Perburuan properti pun diprediksi terus meningkat. Kemacetan di Jakarta yang semakin menggila dari hari ke hari membuat mereka yang tinggal di daerah penyangga, seperti Bekasi dan Tangerang berpikir ulang.
Bayangkan berapa jam waktu yang harus dihabiskan menuju kantor. Oleh karena itu kebutuhan properti apartemen terus bertambah.
Bahkan, saat ini apartemen di pusat kota jauh lebih favorit dibandingkan rumah di daerah penyangga.
Tertarik berinvestasi di bidang properti?
Berikut golden rules dalam memilih properti yang patut diperhatikan:
Lokasi
Beberapa tahun yang lalu pemilihan lokasi properti disesuaikan dengan anggaran. Sebagian besar properti dengan harga yang terjangkau terletak di kawasan penyangga Jakarta.
Permasalahan utama ibukota adalah kemacetan. Orang butuh tempat tinggal yang dekat dengan pusat bisnis di tengah kota.
Harga properti di pusat bisnis sungguh fantastis, seperti kawasan Thamrin atau Sudirman yang dihargai kisaran Rp 100 juta per meter persegi.
Tak heran, apartemen yang berada di kawasan superblok menjadi incaran banyak orang karena semua fasilitas tersedia di sana.
Pengembang
Tidak semua properti memiliki pengembang yang bagus. Salah pilih pengembang artinya uang kita berisiko hilang.
Beberapa kejadian menunjukkan, Ketika direncanakan ada pembangunan apartemen, uang kita sudah terkumpul, tapi nyatanya tidak pernah terjadi ground breaking.
Seorang kenalan menyampaikan, ia terpaksa merenovasi rumah yang dibelinya tiga tahun lalu lantaran pintu dan jendela di rumah tersebut habis dimakan rayap. Padahal, kondisi rumah itu masih baru saat dibeli.
Jadi kita harus hati-hati. Jangan terpesona dengan harga murah yang ditawarkan pengembang yang tidak kita kenal. Pilih pengembang dengan track record baik.
Akses
Apakah lokasi properti yang kita pilih dekat dengan kantor, sekolah, atau akses kendaraan umum? Kemudian fasilitas yang dimiliki apakah mendukung aktivitas kita?
Setelah mengetahui indahnya investasi di bidang properti, jangan tunda lagi, rencanakan sekarang juga! Ingat harga properti terus meningkat setiap tahunnya.