Ilustrasi bank.
Perbankan

Janji Manis Bank Jumbo: Hujan Deras Dividen Tahun Depan

  • Komitmen bank-bank KBMI 4 ini disampaikan dalam acara Public Expose Live 2024 yang diadakan secara terpisah oleh masing-masing bank pada akhir Agustus 2024.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Empat bank besar yang tergabung dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 di Indonesia, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI/BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI), baru-baru ini mengumumkan komitmen mereka untuk membagikan dividen yang lebih besar kepada pemegang saham untuk tahun buku 2024. 

Komitmen bank-bank KBMI 4 ini disampaikan dalam acara Public Expose Live 2024 yang diadakan secara terpisah oleh masing-masing bank pada akhir Agustus 2024.

BCA Tegaskan Komitmen Meningkatkan Dividen

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan pembagian dividen setiap tahunnya, sambil tetap menjaga permodalan yang kuat.

Hal ini diungkapkan oleh Corporate Secretary BCA, Raymon Yonarto, yang menyatakan bahwa BCA akan terus mempertahankan posisi permodalan yang sehat demi mendukung kelangsungan bisnis di masa depan.

"Komitmen BCA adalah untuk terus menunjukkan kinerja yang baik di masa mendatang, yang pada akhirnya akan tercermin dalam pembagian dividen yang semakin besar dari waktu ke waktu," kata Raymon dalam Public Expose Live 2024, yang digelar pada Rabu, 28 Agustus 2024.

Raymon juga menekankan pentingnya permodalan dan likuiditas bagi sebuah bank. Dalam laporan semester I 2024, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) BCA berada di angka 72,74%, sementara rasio permodalan mencapai 27%.

Lebih jauh, Raymon mengungkapkan bahwa dalam lima tahun terakhir, BCA konsisten meningkatkan dividen seiring dengan peningkatan profitabilitas dan kinerja bisnis yang solid.

"Dividen kami diharapkan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, hal ini tentunya akan dirancang setelah mendapatkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun depan," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim, menjelaskan bahwa investor selalu memperhatikan beberapa indikator penting, salah satunya adalah dividend pershare (DPS) Oleh karena itu, BCA akan terus berupaya agar DPS tetap meningkat.

"Yield bisa meningkat karena dihitung berdasarkan rata-rata harga saham, dan jika harga saham mengalami koreksi, yield dapat meningkat. Namun, indikator yang juga sangat penting adalah dividend per share," jelas Vera

BRI Optimis dengan Dividend Payout Ratio Tinggi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga optimis dapat terus membagikan dividen dengan rasio besar dalam lima tahun ke depan, tanpa terpengaruh oleh jumlah laba yang dihasilkan. 

Direktur Utama BRI, Sunarso, memastikan bahwa kondisi permodalan BRI cukup kuat, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 25% saat ini Dengan pencapaian ini, BRI tidak perlu menyimpan laba lebih banyak.

"Saya yakin dalam lima tahun ke depan, berapapun laba BRI, akan tetap layak dibagikan sebagai dividen. Tinggal menunggu persetujuan dari pihak otoritas untuk realisasinya, karena kami tidak memerlukan tambahan modal lagi," kata Sunarso dalam acara Public Expose Live yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis, 29 Agustus 2024.

Sunarso juga memastikan bahwa dalam lima tahun ke depan, BRI akan tetap mempertahankan dividend payout ratio yang tinggi. Penguatan modal BRI tak lepas dari pembentukan Holding Ultra Mikro pada tahun 2021, yang melibatkan tiga entitas BUMN, yaitu PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Sebagai bagian dari holding tersebut, BRI menerima penyertaan modal negara melalui imbreng saham pemerintah atas Pegadaian dan PNM

Melalui aksi korporasi ini, BRI memperoleh tambahan modal sebesar Rp41 triliun, yang berkontribusi pada peningkatan CAR BRI hingga mencapai 25% pada semester pertama 2024. Sunarso menjelaskan bahwa syarat CAR yang diperlukan untuk menakar risiko hanya sebesar 17,5%, sehingga BRI masih memiliki ruang yang cukup untuk pertumbuhan modal di masa depan.

Baca Juga: OJK Terbitkan Aturan Baru Transparansi SBDK Bank Umum, Ini Poin-poin Pentingnya!

Bank Mandiri Konsisten dengan Dividen Tinggi

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) diperkirakan akan terus menjadi perusahaan dengan kebijakan dividen besar pada tahun 2025.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo, menyampaikan bahwa dalam menentukan besaran dividen, perseroan akan senantiasa mempertimbangkan tingkat permodalan yang optimal untuk mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang.

Selain itu, pertimbangan tersebut juga sejalan dengan arahan dari Kementerian BUMN yang menginginkan agar Bank BUMN mampu mendukung pertumbuhan kredit yang sehat dan agresif dengan kecukupan modal yang kuat.

"Selama lima tahun terakhir, BMRI telah konsisten membagikan dividen yang signifikan, dengan dividend payout ratio sebesar 60% dari laba. Kami berkomitmen untuk mempertahankan level ini di masa mendatang," kata Sigit dalam Public Expose yang diadakan pada Selasa, 27 Agustus 2024.

Sigit juga menambahkan bahwa pada tahun 2024, Bank Mandiri telah membagikan dividen sebesar Rp33 triliun, yang merupakan jumlah sangat besar bagi seluruh pemegang saham dari laba tahun buku 2023. "Jika dihitung, yield dari dividen tersebut mencapai 6,5%," tambahnya

Ke depan, Bank Mandiri berkomitmen untuk menjaga kinerja grup yang konsisten dalam rangka terus meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan, khususnya pemegang saham, agar BMRI dapat terus memberikan dividen yang besar serta harga saham yang baik.

BNI Fokus pada Kecukupan Modal

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menegaskan bahwa peningkatan pembagian dividen bagi pemegang saham harus mempertimbangkan faktor kecukupan modal. 

Saat ini, permodalan BBNI berada dalam kategori yang sangat kuat Hal ini disampaikan oleh Direktur Keuangan PT BNI, Novita Widya Anggraini, dalam acara Public Expose 2024 yang diadakan pada Jumat (30/8) Menurutnya, tingkat permodalan Tier I BBNI mencapai 19%.

"Dalam menilai besarnya kenaikan dividen yang akan kami distribusikan, hal pertama yang dievaluasi adalah kecukupan permodalan BNI Berdasarkan posisi Juni, permodalan BNI cukup kuat dan sehat, dengan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 20%, dan Tier I sebesar 19%, yang jauh melampaui ketentuan yang ditetapkan oleh OJK," ujar Novita.

Selain itu, Novita juga mengungkapkan adanya rencana untuk secara bertahap meningkatkan besaran dividen yang akan dibagikan oleh BBNI. Kenaikan bertahap ini telah dimulai sejak tahun 2022 dengan besaran 25%, dan meningkat menjadi 50% pada tahun 2023.

"Jika kita melihat sejarah pembagian dividen BNI, pada tahun 2022 dividen yang dibagikan adalah sebesar 25%, kemudian secara bertahap kita naikkan menjadi 30% pada tahun 2023, dan terakhir kita tingkatkan lagi menjadi 50%," jelas Novita,

Novita juga mengindikasikan bahwa rasio pembagian dividen pada tahun 2024 kemungkinan besar akan tetap sama dengan tahun 2023, yaitu sebesar 50%.

"Kami berupaya untuk tetap konsisten dalam merencanakan pemberian dividend payout ratio sebesar 50%, sama dengan rasio yang kami terapkan pada tahun sebelumnya," lanjutnya.

Pada tahun ini, BNI telah membagikan dividen sebesar Rp10,45 triliun, yang merupakan 50% dari laba bersih perusahaan pada tahun buku 2023, yang mencapai Rp20,9 triliun. Nilai dividen tersebut meningkat sebesar 42,76% dibandingkan dengan total dividen pada tahun buku 2022 yang mencapai Rp7,32 triliun.