<p>Kantor Japfa Comfeed / Shareinv.com</p>
Korporasi

Japfa Comfeed Rilis Sustainability-Linked Bond di Singapura Rp5 Triliun

  • Emiten agri-food PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) sukses menerbitkan Senior Fixed Rate Sustainability-Linked Bond (SLB) senilai US$350 juta atau setara Rp5,04 triliun (asumsi kurs Rp14.412 per dolar Amerika Serikat).

Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten agri-food PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) sukses menerbitkan Senior Fixed Rate Sustainability-Linked Bond (SLB) senilai US$350 juta atau setara Rp5,04 triliun (asumsi kurs Rp14.412 per dolar Amerika Serikat).

SLB ini dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX) dan diklaim sebagai obligasi pertama dalam mata uang dolar AS berwawasan lingkungan di industri agri-food, yang juga pertama kalinya dari Asia Tenggara. Kupon yang ditawarkan yakni 5,375% per tahun dengan jangka waktu 5 tahun.

Penerbitan SLB ini mendapatkan peringkat  BB- dari Standard & Poor’s dan BB- oleh Fitch. Koordinator global bersama dan penasihat penyusunan obligasi terkait keberlanjutan adalah Credit Suisse dan DBS Bank Ltd.

Direktur JPFA Tan Yong Nang menyatakan bahwa SLB ini merupakan obligasi ketiga yang dikeluarkan perseroan dan telah mendapatkan respons positif dari pelaku pasar keuangan global.

Menurutnya, ini merupakan pengakuan akan metode keuangan yang perseroan lakukan dengan bijak dan berhati-hati, disertai kemampuan dalam memberikan hasil usaha yang baik di tengah kondisi pandemi.

“SLB adalah katalis tambahan untuk mencapai target keberlanjutan kami dan merupakan kesempatan bagi investor dan pemangku kepentingan untuk bermitra dengan kami dalam rangka mendorong perubahan menuju masa depan berkelanjutan,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Kamis, 18 Maret 2021.

Adapun hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk membayar kembali obligasi senilai US$250 juta yang jatuh tempo pada tahun 2022. Selain itu, lanjut Tan, pihaknya juga akan menggunakan dana hasil emisi untuk keperluan operasional perusahaan, termasuk pada belanja modal, modal kerja dan pembiayaan kembali utang.

Obigasi global ini memprioritaskan adanya wawasan lingkungan terkait dengan target kinerja berkelanjutan (sustainability performance target/SPT). Ini merupakan langkah untuk meminimalisir dampak pencemaran air dari limbah cair yang tidak diolah, dengan mengurangi potensi eutrofikasi.

Dengan penetapan SPT tersebut, selama 3 tahun 9 bulan sejak diterbitkannya SLB, perseroan akan membangun delapan fasilitas daur ulang air dari 15 rumah pemotongan hewan unggas (RPHU). Lalu, satu fasilitas daur ulang air di lokasi penetasan pada unit pembibitan unggas.

Pencapaian SPT akan divalidasi dengan sertifikasi penyelesaian pembangunan fasilitas daur ulang tersebut oleh kontraktor bangunan. Para investor SLB berhak menerima tambahan kupon sebesar 0,25% per tahun jika SPT tersebut tidak terpenuhi. (SKO)