<p>Penjual menggunakan masker dan faceshield saat melayani pelanggan di Warung Tegal (Warteg) Ellya, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Agustus 2020. Pemilik warteg mengaku tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 sejak dimulainya masa PSBB transisi hingga saat ini, untuk memastikan keamanan pelanggan yang datang dengan mewajibkan penggunaan masker, menyediakan area cuci tangan, dan pembatasan jarak fisik di area warung tersebut. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Fintech

Jaring 17 Ribu Warung Makan di Jabodetabek, Wahyoo Siap Ekspansi ke Bandung dan Bali

  • JAKARTA – Setelah empat tahun berdiri, platform supply chain, layanan teknologi pendukung, pelatihan wirausaha, hingga kegiatan komunitas,&n
Fintech
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Setelah empat tahun berdiri, platform supply chain, layanan teknologi pendukung, pelatihan wirausaha, hingga kegiatan komunitas, Wahyoo telah memiliki sekitar 17 ribu mitra yang bergabung di Jabodetabek.

Perkembangan Wahyoo yang pesat, tak bisa dilepaskan dari empat strategi yang dikembangkannya. Pertama, ekspansi. Ekspansi layanan yang agresif membuat bisnis Wahyoo bertumbuh kencang. 

“Awal 2020, misalnya, kami mengakuisisi platform direktori toko daring Alamat.com. Situs ini menawarkan solusi digital guna membantu UMKM mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan data konsumen,” kata Peter Shearer, CEO Wahyoo dalam Indonesia Brand Forum, Selasa 2 November 2021.

Kedua, kolaborasi, untuk memasok kebutuhan konsumennya, Wahyoo menggandeng PaketKu, sebuah perusahaan express delivery berbasis teknologi yang mengedepankan layanan tepat waktu dengan tarif kompetitif untuk pengiriman baik antarkota maupun antarprovinsi.

Ketiga, inovasi, untuk meningkatkan keragaman produk yang dijajakan para mitra, Wahyoo membuat unit bisnis Bikin Tajir Group yang melahirkan produk private label guna dipasarkan para mitra Wahyoo, seperti Ayam Goreng Bikin Tajir (AGBT) dan Bebek Goreng Bikin Tajir (BGBT). 

“Memiliki private label produk menjadi strategi Wahyoo agar para mitra bisa meraup pendapatan lebih banyak lewat menu baru yang belum pernah disajikan sebelumnya,” terang Peter.

Keempat, edukasi dan literasi. Tidak cukup hanya menyajikan teknologi untuk proses bisnis (supply chain) dan inovasi produk, Wahyoo juga melakukan edukasi fitur-fitur finansial agar pengelolaan cashflow warung menjadi lebih baik lagi. Warteg yang sudah bergabung dengan Wahyoo juga akan mendapatkan P3K atau pelatihan, pembimbingan, pendapatan dan kemudahan. Bahkan dibuat Wahyoo Academy untuk meningkatkan capacity dan capability para mitranya.

Menurut, setelah melewati masa pandemi 2020-2021 yang berat, Wahyoo kini bersiap untuk memasuki fase-fase baru, khususnya di era new-normal sejalan dengan makin membaiknya situasi pandemi. 

“Lewat pengalaman, kemampuan, serta infrastruktur yang dibangun selama 4 tahun, kami ingin Wahyoo mampu melebarkan sayap ke kota-kota lain baik Pulau Jawa maupun di luar Jawa, khususnya Bali demi memberi dampak yang lebih luas lagi bagi masyarakat. Akhir tahun ini kami ingin bisa hadir di Bandung dan Bali. Kami ingin warung makan naik kelas,” katanya.