<p>Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek alias Elevated milik BUMN PT Jasa Marga (Persero) Tbk / Bumn.go.id</p>
Korporasi

BUMN Jasa Marga Siap Jual 9 Ruas Tol Sepanjang 408,3 Km Senilai Rp3 Triliun

  • Perusahaan pengelola jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) telah menyiapkan sembilan ruas jalan tol untuk ditawarkan lewat sovereign wealth fund (SWF) Indonesia Investment Authority (INA) tahun ini. Total panjang ruas tol yang dilepas adalah 408,3 kilometer (km).

Korporasi

Reza Pahlevi

JAKARTA – Perusahaan pengelola jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) telah menyiapkan sembilan ruas jalan tol untuk ditawarkan lewat sovereign wealth fund (SWF) Indonesia Investment Authority (INA) tahun ini. Total panjang ruas tol yang dilepas adalah 408,3 kilometer (km).

Direktur Keuangan Jasa Marga Doni Arsal menyebut penentuan sembilan ruas tol ini dilakukan setelah diskusi intensif dengan pemerintah. Kesembilan ruas tol ini dinilai potensial untuk diikutsertakan dalam portofolio SWF.

“Target tahun ini 2-3 perusahaan dengan target dana Rp 1,5 triliun-Rp 3 triliun. Aset mana yang menarik bagi SWF, tergantung risk appetite investornya.” ujar Donny dalam webinar Forum Wartawan BUMN, Senin, 8 Maret 2021.

Adapun kesembilan ruas tol tersebut adalah Jakarta-Cikampek II Elevated sepanjang 36,4 km dengan kepemilikan 80%, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (61,7 km) dengan kepemilikan 55%, Semarang-Batang (75 km) dengan kepemilikan 40%, dan Gempol-Pandaan (13,6 km) dengan kepemilikan 40%.

Lalu, ruas Pandaan-Malang (38,9 km) dengan kepemilikan 60%, Gempol-Pasuruan (34,2 km) dengan kepemilikan 99%, Balikpapan-Samarinda (98,9 km) dengan kepemilikan 67%, Manado-Bitung (39,9 km) dengan kepemilikan 65%, dan Bali Mandara (9,7 km) dengan kepemilikan 65%.

Donny juga menargetkan 2 sampai 3 ruas tol akan dieksekusi tahun ini. Dirinya menilai tol yang menarik minat investor paling besar adalah tol Trans Jawa dan tol yang berada di daerah Jabodetabek.

“Tol ini memiliki trafik paling ramai,” kata dia.

Hingga saat ini, setidaknya ada investor dari Asia yang bergerak di bisnis jalan tol dan dana pensiun dari Eropa yang tertarik pada ruas tol Trans Jawa yang memiliki trafik lebih besar.  

“Namun sebenarnya untuk ruas tol yang trafiknya tidak terlalu tinggi, konsensinya akan lebih panjang menjadi 50 tahun,” kata Donny.

Divestasi aset tol melalui INA ini merupakan salah satu upaya daur ulang aset (asset recycling) JSMR untuk menambal kinerja perusahaan. Beban bunga dari proyek-proyek infrastruktur ini terbilang besar dan menggerus pendapatan perusahaan.